Umat Buddha Maitreya Khusyuk Rayakan Tri Hari Suci Waisak 2022

Umat Buddha Maitreya Khusyuk Rayakan Tri Hari Suci Waisak 2022

Ketua Maha Vihara dan Pusdiklat Buddha Maitreya, Pandita Jemmy Cendrawan memandikan rupang di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (15/5). Umat Buddha di vihara melakukan persembahyangan Hari Raya Tri Suci Waisak 2566 BE yang digelar pada Senin 16 Mei 2022. Foto:--

SURABAYA, DISWAY.ID- Satu per satu warga Buddha berdatangan ke Maha Vihara dan Pusdiklat Buddha Maitreya, di Jalan Dukuh Kupang Utara, Surabaya, Sabtu, 15 Mei 2022. Itulah rangkaian ibadah untuk menyongsong Hari Tri Hari Suci Waisak 2566 Bhudis Era (BE), hari ini, 16 Mei 2022.

 

“Dalam perayaan Waisak, biasanya umat Buddha Maitreya memperingati setiap tanggal 15 bulan 4 Imlek. Harusnya, itu jatuh hari ini (15/5). Tahun ini bergeser. Jadi besok,” kata Ketua Maha Vihara dan Pusdiklat Buddha Maitreya Pandita Jemmy Cendrawan, kepada Harian Disway.

 

Ada tiga peristiwa yang diperingati dalam perayaan tersebut. Pertama, lahirnya Buddha Siddharta Gautama. Ia dilahirkan di Taman Lumbini pada tahun 623 Sebelum Masehi.

 

Kedua, Buddha Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodh Gaya). Ketika itu, usianya 35 tahun.

 

Lalu, Buddha Gautama parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun. Tiga peristiwa itulah dinamakan Tri Hari Suci Waisak. Karena itu, Vihara tersebut melaksanakan tiga kali ibadah. Mulai pukul 12.00, Sabtu (15/5). Itu memperingati kelahiran Buddha.

 

Malamnya, pukul 19.00 untuk memperingati Penerangan Agung sang Buddha. Keesokan harinya adalah puncak peringatan Waisak yang akan dilakukan pukul 11 lewat 13 menit 46 detik. itu adalah peringatan parinibbana-nya.

 

“Kalau siang tadi (Sabtu, 15 Mei 2022), sekitar 100 orang lebih yang datang ibadah,” ungkapnya. Namun, karena masih pandemi, umat dibatasi untuk masuk ke ruang ibadah. Sehingga, ia menyiapkan petugas untuk mengatur jemaat yang ingin melakukan ibadah.

 

“Ada petugas kami di pintu. Tapi, mereka sudah sangat memahami. Kalau pintu sudah ditutup, artinya sudah tidak bisa masuk. Jadi, mereka harus nunggu sampai kloter sebelumnya selesai. Baru, pintu kembali dibuka dan mempersilakan orang masuk,” bebernya.

 

Itu juga, harus menunggu ruang ibadah kosong. Barulah kloter selanjutnya yang ingin beribadah diperbolehkan masuk. “Itu kami lakukan karena masih dalam masa pandemi Covid-19, jadi kami lakukan secara sederhana saja. Berdoa dengan hati yang tulus dan memberi persembahan,” ucapnya.

 

Memang, beberapa Vihara kecil, karena masih pandemi, tidak melaksanakan ibadah Waisak. Semua terpusat di Vihara besar seperti di Maha Vihara dan Pusdiklat Buddha Maitreya. “Surabaya banyak Vihara besar. Jadi, tidak hanya dilakukan di sini. Kalau Buddha Maitreya ya ibadahnya di sini,” ungkapnya. (Michael Fredy Yacob)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: