Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan di Tol Surabaya–Mojokerto: Tersadar dan Ditimpa Banyak Tangan Berdarah

 Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan di Tol Surabaya–Mojokerto: Tersadar dan Ditimpa Banyak Tangan Berdarah

Jerry Ade Wijaya.-Dokumen pribadi-

Jam digital di bus tersebut telah menunjukkan pukul 04.30. Tiba-tiba terdengar suara dari seorang lelaki. Ia minta singgah ke rest area. Ia ingin salat Subuh. Sebab, waktunya hampir habis. 

”Kami akhirnya singgah ke rest area. Saya lupa itu di mana. Di sana ada yang salat. Saya lihat sopir utamanya duduk sandaran di pagar,” jelasnya. 

Hanya sebentar di rest area itu. Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju Surabaya. 

Ketika itu, Jerry tidak mengetahui bahwa bukan lagi Ahmad Ari yang mengemudikan bus tersebut. Melainkan, Ade Firmansyah, sopir cadangan yang sebelumnya menjadi kernet. Hanya, ia merasakan bus tersebut sangat laju. Tidak seperti sebelumnya. 

Jerry tidak mikir macam-macam. Ia  hanya ingin tidur. Ia ngantuk berat. Walau sesekali membuka mata untuk melihat ke sisi jendela. Pria itu duduk di deretan sebelah kanan tepat samping jendela. Deretan ketiga dari belakang. Persis depan pintu. 

Beberapa saat kemudian, terdengar teriakan sangat keras. Memecahkan keheningan yang sedari tadi menemani perjalanan itu. Bruakkk. Bus itu menabrak tiang VMS (variable message sign) di bahu jalan tol. Tepatnya di tol Surabaya–Mojokerto (Sumo) Km 712+400. Pukul 06.15. 

”Saat itu saya masih terlelap. Saya gak tahu apa-apa. Saat saya setengah sadar, tangan kanan saya sudah ditindih orang-orang. Saya langsung tarik dan berusaha keluar dari bus. Minimal saya selamatkan diri sendiri dulu,” ucapnya. 

Perlahan ia merangkak ke depan untuk berusaha keluar dari jendela depan. Pikirannya sudah kosong. Tidak lagi memikirkan kondisi adik sepupu dan budenya. Dalam pikirannya saat itu, ia harus keluar dari bus tersebut. 

Ia hanya mengetahui, bude dan sepupunya itu duduk deretan kursi sebelah kiri. Kursi keempat dari depan. Akhirnya ia berhasil keluar. Ketika di luar, ia melihat ada enam penumpang lainnya. 

”Saya langsung cari pertolongan. Saat itu saya masih setengah sadar. Saat di rumah sakit baru saya betul-betul sadar. Saya saja sudah gak tau HP dan kamera saya ke mana. Seingat saya, semua dalam bus. Setelah saya sadar, saya langsung cari bude dan sepupu saya,” ucapnya. 

Belakangan ia ketahui bahwa budenya meninggal saat kejadian. Sementara itu, Nazwa dirawat di RS Gatoel, Kota Mojokerto. Karena hanya mengalami luka ringan, ia langsung dirujuk ke Surabaya. Beberapa hari ia menjalani perawatan di rumah sakit. 

Namun, Jerry mulai tidak betah. Ia ingin cepat pulang. Ia ingin melihat kondisi Nazwa. ”Saya selalu nanya kapan saya pulang. Akhirnya, Rabu kemarin (18/5, Red) saya pulang,” jelasnya. Rencananya, ia ingin memulihkan dulu kondisinya. 

Lalu, ke Mojokerto untuk menjenguk Nazwa. Tapi, Nazwa malah menyusul ibunya ke alam baka. Kamis (19/5) dini hari dia meninggal dunia. ”Saya baru lihat Nazwa lagi ketika jenazahnya datang,” ungkapnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: