Wahjudi Gatot Pimpin Yayasan Abdihusada Utama, Gantikan Soeharsa
Ketua Yayasan Abdihusada Utama Wahyudi Gatot bersama Soeharsa Muliabrata (kiri) dan Alim Markus.-Safitri Riyanti-Harian Disway-
Pandemi Covid-19 membuat nyaris semua urusan tertunda bahkan batal. Termasuk urusan peralihan kepemimpinan Yayasan Sosial Abdihusada Utama (SAU). Yayasan itu baru bisa menggelar serah terima jabatan ke jajaran pengurus baru pada Selasa, 24 Mei 2022.
Seharusnya, masa jabatan Ketua Yayasan (SAU) Soeharsa Muliabrata habis pada Mei 2020. Namun, terpaksa ditunda dua tahun karena pandemi Covid-19. ”Sana-sini nutup pintu karena pandemi. Jadi nggak bisa berkunjung,” kenangnya saat membuka acara serah terima jabatan pengurus baru di kantor Yayasan SAU di Jalan Mulyosari 42 D.
Ia sempat mendatangi lima tokoh yang masuk di jajaran pengurus. Namun, semuanya menolak. Termasuk pemilik Maspion Group Alim Markus. Mereka justru meminta Soeharsa untuk tetap menjabat.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Ketua Yayasan Sosial Abdihusada Utama Soeharsa Muliabrata: Ge Gu Ding Xin
Tentu itu tak disetujui oleh Soeharsa. Baginya regenerasi sangat untuk peningkatan mutu suatu yayasan, organisasi, maupun perusahaan. Apalagi ia juga telah menjadi ketua yayasan selama dua periode.
Yakni sejak kali pertama Yayasan SAU didirikan pada 2012 silam. Ia enggan melanjutkan ke periode ketiga. Soeharsa sadar diri bahwa usianya sudah menginjak kepala tujuh. Ada yoni atau kharisma yang lambat laun memudar dalam dirinya.
Ia sempat stres ringan memikirkan regenerasi itu. Sampai akhirnya menemukan pengganti. Yang tak lain adalah Wahjudi Gatot (吴英才) lebih muda dua tahun darinya. “Pilihan itu buah dari bertapa selama 49 hari. Saya minta petunjuk untuk menjinakkan hati Pak Gatot,” katanya lantas disambut tawa para hadirin.
Bagi Soeharsa, Gatot adalah sosok pengganti yang sangat cocok. Mengingat jiwa dharmanya yang besar. Juga diimbangi dengan kemampuan manajemennya yang bagus.
Ia berharap dharmanya itu dicipratkan lebih ke yayasan. Demi masa depan anak cucu kelak. “Dharma beliau luar biasa. Bisa mengubah tanah menjadi emas. Momen panen beliau juga harus diimbangi dengan menanam,” katanya.
Pendapat itu juga dikuatkan oleh pernyataan salah satu anggota dewan pembina yayasan, Teguh Kinarto. Jiwa dharma Gatot itu memang terasa sejak muda. Sebab dulu Teguh bertetangga dengan Gatot.
Teguh Kinarto-Safitri Riyanti-Harian Disway-
“Beliau itu kalau tangan kanannya memberi, tangan kirinya jangan sampai tahu,” ungkap Teguh. Pendiri Podo Joyo Masyhur itu berharap agar sifat itu dicontoh oleh para donatur. Demi kelangsungan program yayasan. Sehingga bisa menebarkan kebermanfaatan seluas-luasnya.
Apalagi Yayasan SAU sudah terbukti kredibel. Teguh yakin masih banyak pengusaha ingin menyalurkan aspirasi sosial. Dan ia percaya bahwa Yayasan SAU bisa menjadi wadah yang tepercaya.
Sejauh ini, Yayasan SAU memberikan layanan dalam bidang kesehatan. Terutama operasi gratis bagi penderita katarak. Tercatat sebanyak 1.366 mata pasien yang sudah dioperasi se-Jatim. Dan melayani pengobatan sebanyak 124.991 pasien. Jumlah itu terhitung sejak yayasan didirikan pada 2012 silam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: