Pemeluk Budda Jawi Wisnu Gelar Bekti Kunjuk Hyang Batari Sri di Candi Pari

Pemeluk Budda Jawi Wisnu Gelar Bekti Kunjuk Hyang Batari Sri di Candi Pari

Persembahan makanan dan buah- buahan didoakan di dalam Candi Pari kemudian dibagikan kepada yang hadir, Sabtu, 28 Mei 2022.-Boy Slamet-Harian Disway-

Budda Jawi Wisnu, salah satu kepercayaan Jawa, pada 28 Mei 2022 mengadakan perayaan Bekti Kunjuk Hyang Batari Sri di Candi Pari, Sidoarjo. Sebagai ucapan syukur dan wujud bakti kepada Batari Sri, Dewi Kesuburan. 

BATA merah dalam bangunan Candi Pari, Sidoarjo, menjadi saksi dalam wajah peradaban Jawa ketika berada dalam kekuasaan Majapahit. 

Dibangun tahun 1371 Masehi, candi tersebut adalah lambang bagi desa setempat. Ia perlambang lumbung padi yang tak kunjung habis dan hasilnya diberikan sebagai upeti pada Majapahit. 

Para pemeluk Budda Jawi Wisnu percaya bahwa sebagai lambang kesuburan, Candi Pari bercorak Wisnu, manifestasi Tuhan sebagai pemelihara alam semesta. Batara Wisnu memiliki istri yang memberi berkah pada kesuburan: Batari Sri. 

“Maka Bekti Kunjuk Hyang Batari Sri adalah wujud bakti kami terhadap Batara Wisnu serta Batari Sri sebagai perlambang kesuburan,” ujar Legino Marto Wiyono, pandhita Budda Jawi Wisnu. 

Ratusan orang memenuhi halaman Candi Pari. Dari berbagai lembaga kebudayaan dan aliran kepercayaan. Datang dari berbagai kota, seperti Surabaya, Mojokerto, Malang, Blitar dan Kediri. Namun khusus bagi pemeluk Budda Jawi Wisnu, mereka beribadah dalam ruang bagian dalam Candi Pari. 


Para pemeluk kepercayaan Budda Jawi Wisnu melakukan peribadatan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Dewi Sri di Candi Pari, Sidoarjo, 28 Mei 2022-Boy Slamet-Harian Disway-

Dalam ruang candi, terdapat sebuah meja panjang berisi berbagai sajian. Pandhita Legino dengan pakaian Jawa berwarna ungu, duduk di bagian paling depan dan memimpin peribadatan. 

Sedangkan pemeluk kepercayaan lain beribadah sesuai keyakinannya di halaman depan candi. Berjajar. 

Pukul 16.00, peribadatan dimulai. Mereka memulainya dengan ucapan mantra Hong Wilaheng. Sebagai wujud syukur bahwa apa yang terjadi di dunia adalah atas kehendak-Nya dan semua akan kembali pada hadirat Tuhan. 

Karena ruang dalam tak cukup menampung para pemeluk Budda Jawi Wisnu, maka beberapa orang harus rela beribadah di latar depan pintu candi. Dalam doa yang dipanjatkan, selain memuja Batara Wisnu dan Batara Sri, juga memohon kesejahteraan untuk masing-masing diri serta tentu mendoakan bangsa Indonesia. 

Umbul-umbul laras, bendera suci Budda Jawi Wisnu berdiri di halaman Candi Pari. Berdampingan dengan bendera merah-putih. Sekitar pukul lima, ibadah selesai. Dilanjutkan dengan kegiatan mengitari candi tiga kali secara pradaksina, atau berlawanan dengan jarum jam. 


Penganut kepercayaan Budda Jawi Wisnu melakukan doa pada Bekti Kunjuk Hyang Bathari Sri di Pelataran Candi Pari Sidoarjo, Sabtu, 28 Mei 2022.-Boy Slamet-Harian Disway-

Bekti Kunjuk Hyang Batari Sri diselenggarakan pada Wuku Sungsang, Sabtu Wage. Bagi pemeluk Budda Jawi Wisnu, hari itu merupakan hari turunnya wahyu dari Tuhan bagi para pemeluk kepercayaan Jawa. “Wahyu yang dimaknai dengan nama berbeda-beda oleh masyarakat Jawa. Kami menamakan kepercayaan kami sebagai Budda Jawi Wisnu,” ujar Legino. 

Hadir pula Suko Priyanto dari Lembaga Pelindung dan Pelestari Budaya Nusantara. “Budda Jawi Wisnu hadir sebagai salah satu bentuk kekayaan budaya negara kita. Wajib bagi semua orang Jawa agar nguri-uri (melestarikan) budayanya,” ungkapnya. 

Ludi Sugiyono, dari kepercayaan Siwa-Buddha juga hadir dalam peribadatan tersebut. “Memenuhi undangan kawan-kawan Budda Jawi Wisnu. Masih berhubungan dengan kami pula, sebab Batara Wisnu merupakan salah satu Dewa Trimurti. Bersama Batara Siwa yang kami puja,” ujarnya. 

Usai beribadah, sajian-sajian dibawa ke pendapa di depan pagar pembatas candi. Semua orang dari beragam kepercayaan duduk dan makan bersama. Harmonis. Wajah kecil Nusantara dalam kebhinekaan tampak di Candi Pari sore itu. (Guruh Dimas Nugraha) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: