Cheng Yu Pilihan Pendiri Sekolah 3 Bahasa Rukun Harapan Jember: Shi Nian Shu Mu, Bai Nian Shu Ren

Cheng Yu Pilihan Pendiri Sekolah 3 Bahasa Rukun Harapan Jember: Shi Nian Shu Mu, Bai Nian Shu Ren

Cheng Yu Anwar Sausan--

MEMBANGUN sekolah bukanlah perkara mudah. Apalagi semuanya pakai dana sendiri. Apalagi maunya yang terjangkau tapi berkualitas –baik infrastruktur fisik maupun sumber daya manusianya. Apalagi bukan di kota besar –yang dengan meninggikan biaya masuk, atau dengan banyaknya murid yang mendaftar, bisa cepat balik modal.

Namun, itulah yang dilakukan Anwar Sausan alias Chen Wanxin (陈万新), di Jember. 

Mulanya, Anwar adalah pedagang. Ia, pada tahun 50-an, membuka toko kelontong di Pasar Maron, Probolinggo. Sayang, ketika usahanya membesar, meletus tragedi 1965. Rezim berganti. Anwar kemudian pindah ke Mangli, Jember.

Di Jember, Anwar memulai bisnis baru: sarang burung walet. Harganya tinggi sekali kala itu. Keuntungan yang didapatnya pun banyak. Menjadikan Anwar mampu membeli tanah di beragam tempat di Jember. Termasuk lahan di tengah kota yang dijadikan lokasi sekolahnya saat ini: Jl. R.A. Kartini.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Jalaluddin Mannagalli Parawansa: Shi Shang Wu Nan Shi, Zhi Pa You Xin Ren

Berangkat dari keprihatinannya terhadap pendidikan bahasa Mandarin, yang selama 30 tahun lebih dilarang Orde Baru, pada 2007 Anwar mendirikan Sekolah Nasional 3 Bahasa Rukun Harapan di sana. Sesuai namanya, bahasa yang diajarkan ada tiga: Indonesia, Mandarin, dan Inggris.

Bukan tanpa tantangan. Selain sangat sedikit yang mendukung langkahnya, kekurangan guru Mandarin menjadi masalah utama. Anwar tak menyerah mencari cara. Salah satunya, membiayai santri-santri pesantren kuliah ke Tiongkok. Lalu, setelah lulus, diberi pekerjaan mengajar Mandarin di sekolahnya. Siswa-siswinya kebanyakan putra-putri Tionghoa. 

"Putar haluan dari bisnis ke pendidikan itu sulit. Bisnis orientasinya profit. Sementara pendidikan bukan untuk mencari keuntungan. Makanya, waktu saya mengajak teman-teman saya yang pengusaha untuk terjun ke dunia ini, hampir semuanya tidak mau," kata Anwar, suatu ketika.

"Tapi, hidup ini masak buat cari untung saja? Bukankah harta kita akan jauh lebih bermakna kalau dibuat untuk mencerdaskan anak bangsa?" sambungnya.


Anwar Sausan--

Kini, kesehatan Anwar tidak lagi prima. Tetapi, di usianya yang sudah 78 tahun, semangatnya mengembangkan pendidikan tak pernah kendur. Baginya, "十年树木,百年树人" (shí nián shù mù, bǎi nián shù rén): butuh 10 tahun untuk menanam pohon, butuh 100 tahun untuk mendidik manusia.

Sehat selalu, Pak Anwar. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: