Obsesi Hidup Ngirit di New York

Obsesi Hidup Ngirit di New York

YA, hidup di New York, memang cukup mahal. Tetapi, Kate Hashimoto, seorang akuntan, mengaku sudah bisa menjalankan gaya hidup hemat sejak 1998. Terlalu hemat, bahkan.

Dikutip Mirror kemarin (22/8), dia mengaku hanya menghabiskan duit sebesar 200 dolar AS per bulan. Atau sekitar Rp 2,8 juta. Bandingkan dengan standar biaya hidup rata-rata yang mencapai 1.310 dolar AS (sekitar Rp 18,8 juta) tiap bulan tanpa ongkos sewa apartemen. Artinya, Hashimoto enam kali lebih hemat daripada rata-rata warga New York.

Bagaimana Kate bisa hidup seirit itu? Yang jelas, dia adalah akuntan. Maka, soal hitung-hitungan dan irit-iritan, tentu bukan problem.

’’Jika saya harus keluar duit, saya berusaha menghindar. Kalau terpaksa membayar, harus sekecil mungkin,’’ ucapnya.

Salah satu biaya yang dipangkas adalah tisu. Dia selalu memakai handuk yang bisa dicuci dan dipakai lagi setelah mencuci tangan. Bagaimana dengan tisu toilet? Hashimoto memilih cebok memakai air. Ya, boleh juga sih, triknya…

Perempuan itu juga tak pernah membeli perabot. Tempat tidurnya dari matras yoga yang dilengkapi aneka selimut. Untuk meja, ia memakai tumpukan majalah bekas.

Perlengkapan mandinya didapatkan secara gratis dengan terus mengikuti ajang-ajang promosi melalui email. ’’Saya menggemari sampel gratis. Kalau ada sampel gratis, pasti saya ambil,’’ ujarnya.

Kate juga mengirit pengeluaran listrik, air, dan gas. Dia kerap mengambil makanan yang akan dibuang dari supermarket atau kedai makan. Biasanya yang diambil adalah bahan-bahan yang baru memasuki masa kedaluwarsa.

Yang ’’kebangetan’’, Hashimoto tidak pernah makan di restoran bersama kawan-kawannya. Kecuali ditraktir. Wah, wah…

Jurus terakhir ini mungkin bikin geleng-geleng. Dia tak pernah membeli baju sejak 2003. ’’Dan kali terakhir saya membeli pakaian dalam adalah pada 1998,’’ katanya. Alamak… (Doan Widhiandono)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: