Jersey Eri Irianto Bakal Diserahkan ke Persebaya
WISMA Persebaya di Jalan Karanggayam, Surabaya, sudah dikosongkan. Koleksi piala, piagam, dan foto-foto bersejarah dipindahkan agar tidak hilang dicuri. Sejumlah perwakilan suporter menengok kondisi peninggalan bersejarah itu di Gelora Sepuluh November kemarin (27/8).
Ada yang menyayangkan mengapa pemkot mengambil langkah sepihak. Tidak berkoordinasi lebih dulu dengan PT Persebaya Indonesia. Atau minimal melapor ke Persebaya Amatir.
Kedua pihak masih bersengketa atas bangunan tersebut. Persebaya menang dua kali. Pemkot masih mengajukan kasasi. Hingga kini Mahkamah Agung masih belum memutuskan kasus itu.
Barang-barang yang dipindahkan itu adalah milik Persebaya. Namun pemkot tidak punya banyak pilihan saat memindahkan barang-barang itu. Jika dibiarkan, barang-barang itu bisa ikut hilang dicuri.
SUPRIADI menunjukkan foto yang masih bisa ia selamakan.
Pagar wisma sudah dirusak. Perabot, AC, jendela, dan pintu sudah dijarah. Pintu belakangnya juga sudah dijebol. Maling bisa masuk dari mana saja.
Kamis (27/8) malam, Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) memutuskan untuk mengamankan sebagian piala. Semua dilakukan atas perintah Wakil Wali Kota Surabaya Armudji yang datang langsung melihat kondisi Wisma Eri Irianto yang sudah diobarak-abrik maling.
Armudji sebenarnya mengetahui status bangunan yang masih disengketakan itu. Pihak pemkot atau Persebaya sebenarnya tidak boleh masuk ke gedung. ”Tapi kalau tidak diamankan, lalu ada yang mencuri jersey Eri Irianto itu. Urusannya malah mbulet,” kata mantan Ketua DPRD Surabaya itu.
Ia memastikan semua barang akan dikembalikan pemkot ke Persebaya secara utuh dan lengkap. Semua piala yang sudah berdebu, berkarat, dan rusak itu juga diperbaiki hingga mengilap.
Petugas Dispora mengelompokkan piala yang belum dibersihkan di ruangan kaca di ruang ganti pemain Gelora Sepuluh November. Barang-barang yang sudah dibersihkan dijajar di loker pemain.
Jersey Eri Irianto juga diamankan. Staf bidang sarana dan prasarana Dispora Surabaya Leo Agus melipatnya dengan perlahan. Jersey dengan nomor punggung 19 itu kotor tapi tidak ada rusak. “Khusus jersey kami simpan di kantor,” ujarnya.
Asisten Manajer Persebaya Sidik M. Tualeka tidak mempersoalkan langkah pemkot. Baginya, yang terpenting saat ini adalah semua barang itu tidak ikut dicuri. Setelah pemkot membersihkan piala dan piagam, Persebaya siap mengamankan semua barang tersebut. “Sampai status hukumnya jelas,” kata mantan wartawan itu.
Setelah semua barang dipindahkan, pemkot menarik Satpol PP yang disiagakan selama satu malam. Wisma Persebaya tidak dijaga lagi. Sudah tak ada lagi barang berharga di dalamnya.
Direktur Persebaya Amatir Saleh Hanifah sebenarnya sudah tahu Wisma Persebaya dijarah. Namun pihaknya tidak berani masuk ke dalam karena termasuk pihak yang bersengketa. Gedung masih dalam pengawasan pengadilan. Status quo. ”Kami sudah berupaya, tapi tidak bisa kalau masuk sendiri,” ujarnya.
Sejumlah barang juga diselamatkan Supriadi. Ia adalah petugas perlengkapan yang biasanya membantu Persebaya Amatir ketika latihan. Ada empat pigura dan dua album foto yang diamankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: