Serial Dimaz Muharri (13): Bantu Itop Melamar Kekasih
Hubungan pemain CLS Knights, termasuk Dimaz Muharri, dengan Christopher Tanuwidjaja, bos mereka, cukup dekat. Para pemain punya andil saat sang bos melamar kekasih pujaan hatinya.
---
ITU kenangan 13 tahun silam. Itop–sapaan Christopher Tanuwidjaja– mengajak para pemain CLS Knights menonton pertandingan basket DBL di DBL Arena. Tepatnya pada 23 Agustus 2008. Itop juga mengajak pacarnya, Sherly Humardani, bintang basket timnas putri.
Saat jeda pertandingan, para pemain tiba-tiba masuk ke lapangan. Tentu skenario itu direstui oleh DBL. Para pemain itu memakai kaus yang disablon huruf-huruf tertentu. Dimaz kebagian memakai kaus berhuruf Y.
Mereka berjajar menghadap ke tribun tempat Sherly duduk. Itop berlutut memakai kaus bertulisan: ME. Deretan pemain plus Itop itu membentuk kalimat: PLS MARRY ME. Lihat saja fotonya. Begitu romantis momentum itu. Posisi Dimaz yang paling dekat dengan Itop.
Siapa bisa menolak lamaran seromantis itu. Lamaran Itop diterima oleh Sherly. Setahun kemudian Itop dan Sherly menikah. "Saat itu pemain diajak ke DBL Arena. Diberi kaus dan skenario. Kami semua ikut bahagia saat itu. Penonton ikut bersorak," kenang Dimaz.
Tidak terbayang, 13 tahun setelah itu Dimaz berselisih hukum dengan Itop. Baginya, Itop adalah sosok yang luar biasa. Selama menjadi pemain, Itop cukup dekat dengan pemain. Selalu hadir saat pertandingan. Juga ikut memberi motivasi saat latihan.
Saat pamit dari CLS pada akhir 2015, Dimaz juga menulis surat terbuka melalui situs Main Basket. Dalam surat itu, pemain kelahiran 17 September 1985 itu mengucapkan teerima kasih khusus kepada Itop. Bagi Dimaz, Itop berjasa besar dalam karir basketnya. Christopher yang membawa Dimaz dan tim STMIK-Mikroskil Medan ke Surabaya. Kemudian menjadikan mereka sebagai pemain basket profesional dengan bergabung ke CLS Knights.
’’Saya ingin Ko Itop tahu hati saya selalu di CLS Knights,’’ tulis Dimaz. Di suratnya waktu itu, Dimaz berharap CLS Knights menjadi juara IBL. ’’Untuk seluruh fans, semoga kita bisa dekat dan mendukung CLS Knights selalu,’’ tulis Dimaz kala itu.
Mundurnya Dimaz dari CLS itu ternyata awal mula munculnya masalah. Dimaz mundur karena ingin fokus kepada keluarga. Istrinya, Selvia Wetty, yang didapatkan dengan penuh perjuangan, dua kali mengalami keguguran. CLS saat itu merestui meski Dimaz masih terikat kontrak hingga 2017.
Setelah itu, Dimaz dipanggil manajemen CLS Knights. Ia diminta mengembalikan uang kontrak. Ups tidak hanya itu. Gaji yang pernah diterima di masa kontrak itu juga harus dikembalikan. Plus pinjaman. Totalnya, Rp 148 juta. Diberi deadline sampai akhir tahun. Bila tidak nilai itu akan berbunga.
Dimaz pun membayar semuanya tepat waktu. Selesai? Belum. Dimaz diminta menandatangani surat yang judulnya: Surat Pengakuan Utang. Nilainya Rp 393.600.000. Dalam pembicaraan yang dipahami Dimaz, sampai akhir masa kontrak, 2017, Dimaz tidak boleh bergabung ke tim profesional manapun. Bila melanggar, Dimaz harus membayar "utang" tersebut.
Tahun 2017 berlalu. Hingga 2019, Dimaz tidak bergabung ke klub basket manapun. Ia menajdi pelatih di DBL Academy. Sekolah basket untuk anak-anak usia 7-15 tahun. Sampai akhirnya, pada Dimaz memutuskan kembali menjadi pemain basket dengan bergabung dengan Louver Surabaya yang berlaga di IBL 2020. Kompetisi itu akhirnya dihentikan karena pandemi Covid-19.
Rupanya, tampilnya Dimaz di IBL membuat CLS Knights meradang. Di satu sisi, Dimaz merasa sudah tidak terikat kontrak lagi karena sudah melewati 2017. Namun tidak demikian bagi CLS Knights. Dimaz adalah pemain mereka selamanya. Ditunjukkanlah surat pengakuan utang yang ternyata tidak ada batas waktunya. Dimaz terjebak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: