Serial Dimaz Muharri (15): Buka Baju, Fans Menyerbu

Serial Dimaz Muharri (15): Buka Baju, Fans Menyerbu

Kalau permintaan foto bia terjadi di mana saja. Termasuk di rumah makan. Ini cerita di Malang lagi pada September 2011. Saat itu para pemain CL Knights makan di Bakso Bakar Pak Man. Ada fans bernama Fauziah Arni Arthur yang juga sedang makan di warung itu.


DIMAZ MUHARRI bersama Fauziah Arni Arthur, salah seorang fans, di Bakso Bakar Pak Man, Malang, (28/9/2011). (Foto: FAUZIAH-coretanladyrose)

 

Fauziah menceritakan kisah itu di blog-nyi: coretanladyrose. Tepatnya, Rabu, 28 September 2011. Saat itu Fauziah sedang makan malam bersama teman-temannya di warung bakso bakar legendaris itu. Tiba-tiba, datang rombongan pemain CLS Knights. Termasuk Dimaz tentunya. "Oh waw rasanya deg-degan, ha ha...," tulis Fauziah.

Waktu Dimaz mau duduk, lewat di dekat meja Fauziah. "Kak Dimaz nanti mau foto ya?" kata Fauziah. Dimaz pun menyanggupi. Setelah selesai makan dan membayar, Dimaz langsung mendatangi rombongan Fauziah dan duduk. Pertanda siap difoto. "Di sela-sela itu kami berbincang hangat sama Kak Dimaz. Makasih ya kak foto barengnya," tulis Fauziah.

DIMAZ MUHARRI berdialog dengan pendukung CLS Knights di GOR Kertajaya. (Foto: CLS Knights)

Biasanya setiap kali selesai berfoto Dimaz menyampaikan terima kasih ke fans. Lalu diprotes oleh fans tersebut. "Kok Kak Dimaz bilang terima kasih. Kami dong yang terima kasih, Kak Dimaz mau foto dengan kami," kata Dimaz menggambarkan dialog dengan fans setelah acara foto-fotoan. "Ini yang saya mau tanya ke fans, kenapa setiap saya bilang terima kasih malah pada protes?" tanya Dimaz.

Saat Dimaz punya masalah dengan CLS Knights, beberapa fans memberi support. Bagaimana dengan Knights Society? Dimaz tidak tahu bagaimana respons fandom CLS Knights saat ini terhadap polemik antara Dimaz dan tim yang bermarkas di GOR Kertajaya itu. Namun, Dimaz menyadari bahwa Knights Society memang dibentuk untuk mendukung tim CLS Knights. Dimaz tidak ingin melibatkan fans dalam urusan di pengadilan tersebut.

Bagaimana setelah di Louvre? Apakah masih banyak fans? Saat berlaga di seri I IBL 2020 di Semarang, Dimaz terkejut masih ada yang teriak memanggil namanya. "Waktu selesai bertanding, yang diwawancarai di lapangan juga saya, bukan MVP pertandingannya," kata bapak satu anak itu.

Fans mungkin tidak seheboh saat masih di CLS dulu. Mungkin karena fans Dimaz di CLS saat ini usianya sudah lebih dewasa. Sehingga cara mengekspresikan diri ketika melihat Dimaz juga sudah berbeda. (Tomy C. Gutomo-Bersambung)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: