Serial Dimaz Muharri (16): Sepuluh Jam untuk Keriting Ala Jacko

Serial Dimaz Muharri (16): Sepuluh Jam untuk Keriting Ala Jacko

Hanya saja, merawat rambut cornrow itu tidak mudah. Biasanya dua hari sudah gatal. Tidak bisa sembarang keramas. Bisa ambyar kepangannya. "Paling lama seminggu. Itu sudah gatal banget," ujar pemilik tinggi badan 181 cm itu.

Suatu ketika, Dimaz ingin rambutnya dibuat keriting ala Michael Jackson. Ia kembali ke Salon Cyber yang jago cornrow itu. Itu adalah proses perubahan model rambut yang paling melelahkan. "Dari pagi, sepuluh jam lamanya. Sampai tutup salonnya," kata Dimaz.

Selama 10 jam ia harus menahan kantuk, mencium bau obat keriting yang menyengat, dan badan pegal-pegal. Hasilnya tidak sesuai harapan. Rambut Dimaz tidak cocok untuk model keriting seperti itu. Belum lagi besoknya, dilihat oleh Via, lehernya sampai hitam-hitam karena bekas terbakar saat proses mengeriting rambut.

Yang paling gila tahun lalu. Setelah IBL 2020 dihentikan karena pandemi Covid-19, Dimaz punya ide untuk menggimbalkan rambutnya. Kali ini ala Bob Marley. Saat itu bulan puasa 2020. Dimaz memanggil stylist ke rumahnya. Butuh waktu 8 jam untuk membuat rambutnya gimbal.

"Orangnya sampai buka puasa di rumah saat itu," kata Dimaz. Papa dan mamanya juga pas berkunjung ke Surabaya. Beberapa bulan sebelum mereka meninggal dunia.

Punya rambut gimbal itu tidak nyaman. Berat dan gatal. Keramas hanya boleh seminggu sekali dengan sampo herbal. Harus super hati-hati agar gimbalnya tidak rusak. Secara rutin kulit kepala juga harus diolesi madu yang dicampur dengan lemon. Via yang bertugas melakukannya.

"Setelah tiga bulan saya tidak tahan lagi. Saya potong kanan kirinya. Jadi tinggal bagian atas yang gimbal. Bulan keempat saya potong semua," ujar alumnus Fakultas Hukum Universitas Surabaya (Ubaya) itu.

Gara-gara rambut, Dimaz pernah diomelin pelatih. Itu saat CLS Knights kalah di final preseason NBL oleh Pelita Jaya. Sebelum final, permainan Dimaz sering dipuji pelatih. Kemudian sebelum final, Dimaz potong rambut di sebuah salon di daerah Klampis. Dan saat final timnya kalah.

"Gara-gara kamu potong rambut segala, kita jadi kalah. Sebelumnya kan bagus mainnya," ujar Dimaz menirukan Kim Dong-won, pelatih CLS Knights saat itu. 

Model rambut Dimaz juga sering jadi bahan tebak-tebakan fans CLS Knights. Mereka menerka-nerka model rambut Dimaz sebelum musim kompetisi bergulir. Meski sering berganti model rambut, Dimaz tak pernah mengecat rambut. ia tidak tertarik untuk mewarnai rambut. Mungkin belum terlintas di pikiran Via. (Tomy C. Gutomo-Bersambung)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: