Tak Ada Bonus Mentas di Papua

Tak Ada Bonus Mentas di Papua

TIDAK ada lagi bonus mentas untuk atlet Jawa Timur (Jatim) di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua. Program untuk atlet peraih medali emas di PON harus dihapus karena faktor keterbatasan dana. Selain bonus mentas, KONI Jatim akan meniadakan sejumlah program lainnya seperti tes prestasi dan anggaran nutrisi.

Bonus mentas adalah dana yang diberikan kepada atlet Jatim yang meraih emas di PON. Bonus itu diserahkan tak lama setelah upacara pengalungan medali. Nilainya mencapai puluhan juta rupiah. Cara itu dilakukan kontingen Jatim di PON XIX 2019 di Jawa Barat (Jabar) dan PON XVIII 2012 di Riau.

Namun, cara tersebut tak dapat dilakukan di PON Papua Oktober nanti. Pasalnya, KONI Jawa Timur hanya mendapat tambahan Rp 50 miliar perubahan anggaran keuangan (PAK) 2021. Padahal, guna mendukung atlet agar tampil maksimal di PON Papua, KONI Jatim mengajukan anggaran Rp 240 miliar untuk persiapan akhir dan pelaksanaan PON nanti.

KONI Jatim pun harus memutar otak. Mereka terpaksa mengubah skema anggaran yang sudah dirancang sebelumnya. Contohnya, meniadakan tes prestasi setiap cabang olahraga yang dijadwalkan dilakukan tiga kali sebelum mereka berangkat ke Papua. Juga, mengurangi anggaran nutrisi atlet yang seharusnya sudah mulai berjalan seminggu sebelum pertandingan. Kini akan diberikan hanya selama masa pertandingan.

"Kalau bonus medali belum dirancang. Tapi, kalau bonus mentas yang sudah kami rancang terpaksa tidak ada. Kami akan berpikir lagi apa yang harus dilakukan untuk memotivasi atlet," ucap Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung dalam keterangan resmi kemarin (3/9).

Erlangga mengaku kelimpungan seusai mendapat kabar turunnya dana PAK yang di luar ekspektasi tersebut. Sebab, tim sport science bersama dengan tim pelatih sudah merancang persiapan begitu matang. Meski demikian, ia akan memaksimalkan anggaran yang ada dan tetap membawa Jatim berprestasi di Papua nanti.

"Kami harus memahami situasi anggaran karena saat ini masih pandemi Covid-19. Sementara itu, pemerintah juga harus fokus menangani itu. Atlet juga harus memahami kondisi ini. Nggak boleh kendur dan harus tetap berprestasi," harap Erlangga. (Muhammad Syafaruddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: