Menumbuhkan Kebiasaan Makanan Sehat pada Anak
Meski begitu, tetap saja ada takarannya. Tidak boleh berlebihan. Sebab, kata perempuan 29 tahun tersebut, lemak terbagi menjadi dua kelompok besar. Yakni lemak baik dan lemak jahat. Lemak baik ada di kacang-kacangan, buah alpukat, minyak zaitun, minyak canola, biji-bijian, ikan, dan telur. Mereka mengandung lemak tak jenuh yang cukup tinggi.
’’Lemak jahat tentu saja yang dapat memberikan dampak buruk bagi tubuh. Makanan seperti gorengan, santan, cepat saji, dan masakan instan biasanya memiliki kandungan lemak trans hingga lemak jenuh,’’ papar Mita. ’’Sebisa-bisanya, hindari memberikan anak makanan seperti itu,’’ tambah dia.
Kemudian, pastikan untuk memberikan asupan vitamin dan mineral yang cukup. Meski masuk takaran zat mikro, namun posisinya tetaplah penting. Apalagi dalam pemenuhan kebutuhan asupan harian. Kecukupan dua zat tersebut dapat membantu pengembangan fungsi otak, memperkuat organ, saraf pusat, hingga otot.
Berbagai pilihan sumber makanan yang bisa diberikan pada anak mencakup sayur, buah-buahan, makanan hewani, tempe, tahu, dan kacang-kacangan. Bahkan, dalam beberapa kasus, pemberian vitamin penambah nafsu makan anak dapat membantu meningkatkan selera makan bagi anak yang susah makan.
Variasi Makanan
Memberikan berbagai jenis makanan di atas memang butuh tantangan tersendiri. Orang tua harus kreatif mengelola jadwal memasak setiap hari untuk memastikan ketersediaan asupan nutrisi. Semakin banyak variasi makanan yang dikonsimsi si kecil, maka akan semakin banyak zat gizi yang ia dapat.
Mita menjelaskan bahwa tidak ada makanan yang paling sempurna. Semua memiliki manfaat masing-masing. Disarankan untuk mengombinasikan berbagai variasi menu makanan agar si kecil tidak bosan. Sebab, kalau anak bosan, bisa saja ia malah malas makan.
’’Jangan lupa untuk membiasakan sarapan. Makan pagi memberikan energi bagi anak untuk beraktivitas. Apalagi kalau mereka sudah mulai masuk sekolah. Belajar jadi kurang maksimal jika perut keroncongan,’’ papar Mita. ’’Setidaknya sarapan dapat membuat mereka fokus sebelum makan siang. Siapkan bekal bila perlu,’’ saran ibu satu anak itu.
Agar acara makan bisa fokus, jangan biarkan mereka melakukan kegiatan lain. Misalnya bermain, mengutak-atik gawai, atau menonton televisi. Bunda juga dapat membiasakan makan bersama di meja makan. Sehingga dapat memantau kebiasaan menyantapnya. Ajak diskusi tentang makanan apa yang diinginkan. Atau sudah jajan apa seharian tadi.
Hal terakhir yang dapat dilakukan orang tua demi buah hati adalah membaca label kandungan pada kemasan. Terutama ketika membeli makanan kemasan di swalayan. Pilihlah produk yang mengandung kadar gula, lemak jenuh, dan sodium yang rendah.
Makanan dapat dikatakan baik jika setiap porsinya mengandung lima persen atau kurang dari kapasitas gula, lemak jenuh, atau sodium harian. Sedangkan bahan makanan dikatakan kurang baik jika setiap porsinya mengandung 20 persen atau lebih setiap gula, lemak jenuh, atau sodium. (Retna Christa-Ajib Syahrian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: