Menumbuhkan Kebiasaan Makanan Sehat pada Anak
Anak-anak di atas usia lima tahun sudah bisa menyantap varian makanan lebih banyak daripada balita. Namun, tetap harus ada batasan. Agar asupan gizi tidak berlebihan. Dianjurkan pula untuk mulai mengajarkan prinsip makan makanan sehat demi kesehatan mereka di masa depan.
---
MEMBIASAKAN si kecil menyantap makanan sehat bukan perkara simpel. Apalagi jika bunda dan ayah memiliki berbagai kesibukan. Atas azas kepraktisan, orang tua kadang terpaksa memberikan makanan siap saji. Atau camilan yang memiliki kandungan gula serta garam yang tinggi.
Padahal, jika tidak dibiasakan untuk makan makanan sehat sejak dini, risiko anak terserang penyakit kronis pun lebih tinggi. Mulai dari penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, hingga obesitas di kemudian hari.
’’Ambil contohnya gorengan, manisan dengan kandungan gula yang tinggi, maupun jajanan yang mengandung banyak pewarna. Kebiasaan tersebut dikhawatirkan dapat terbawa hingga dewasa yang kemudian menimbulkan berbagai dampak buruk pada kesehatan,’’ papar Mita Nur Anugerah, ahli gizi. ’’Jadi harus mulai diperhatikan sejak dini agar tidak terbawa sampai besar,’’ lanjut dia.
Demi mencukupi kebutuhan gizi pada masa perkembangan anak, bukan hanya porsi makanannya saja yang harus diperhatikan. Pemberian makanan sehat bagi anak membantu mendukung perkembangan kognitif serta perkembangan fisik anak.
Kebutuhan Wajib
Mita menyebutkan, ada beberapa zat gizi yang wajib ada dalam seporsi makanan. Yang pertama, karbohidrat. Itu adalah sumber energi utama untuk otak yang diperlukan dalam berbagai proses metabolisme. Ketika masuk ke dalam tubuh, karbohidrat akan langsung diubah menjadi glukosa atau gula darah. Glukosa bertugas sebagai penghasil energi untuk seluruh kerja organ, sel, serta jaringan tubuh.
Ada dua jenis karbohidrat. Yakni karbohidrat sederhana dan kompleks. Sumbernya berbeda. Gula merah, gula putih, madu, permen, soda, serta kue merupakan beberapa makanan yang mengandung karbohidrat sederhana. Sementara sumber karbohidrat kompleks meliputi gandum, pasta, kacang-kacangan, kentang, roti, nasi merah, serta beberapa jenis sayur dan buah-buahan.
Kedua adalah makanan yang mengandung serat. Bermanfaat untuk melancarkan kerja sistem pencernaan, menormalkan gula darah, mencegah berbagai penyakit jantung, sekaligus mempertahankan berat badan ideal. Sekaligus membuat anak kenyang lebih lama. Hal itu mampu menurunkan hasrat ngemil. Contoh makanan berserat antara lain sayuran, buah, kacang-kacangan, hingga olahan gandum utuh seperti sereal, pasta, atau roti.
’’Usahakan memilih bahan makanan yang segar, daripada makanan kalengan atau kering. Kebanyakan makanan kemasan mengandung natrium dalam jumlah yang tinggi, sehingga kurang baik untuk kesehatan si kecil,’’ jelas Mita.
Zat gizi yang wajib selanjutnya adalah protein. Berfungsi sebagai pembangun tubuh paling utama sekaligus menggantikan jaringan yang rusak. Serta membantu proses tumbuh kembang. Ada dua jenis protein yang bisa diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi harian anak. Yakni protein hewani dan nabati.
Sumber makanan dengan kandungan protein hewani berupa daging merah, daging ayam, ikan, telur, susu, dan produk olahan susu seperti keju serta yogurt. Sementara makanan dengan sumber protein nabati mencakup kacang-kacangan, biji-bijian, tahu, tempe, oncom, dan gandum.
Nah, kalau bunda cenderung menghindari lemak, ternyata zat gizi ini dibutuhkan anak-anak. Hampir sekitar 60 persen otak manusia terdiri dari lemak. Itu sebabnya, lemak merupakan salah satu molekul penting yang sebaiknya ada di dalam sumber makanan sehat. Sebut saja Asam lemak Omega 3. Zat tersebut dapat membantu mengembangkan otak pada bayi dan anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: