APBD Pemkot Turun Rp 912 Miliar
TARGET APBD 2021 yang disusun tahun lalu sengaja dipatok tinggi: Rp 9.838.392.793.866. Nyaris Rp 10 triliun. Saat itu pemkot memprediksi ekonomi sudah pulih pada 2021.
Saat pembahasan anggaran, jumlah kasus Covid-19 memang menurun. Pemkot memasukkan semua megaproyek yang tertunda di 2020 ke 2021.
Pembangunan yang dianggarkan tahun ini, antara lain, fasilitas kedokteran nuklir di RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH), Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT), pengolahan limbah B3, hingga pembangunan rumah sakit baru di Surabaya Timur dan Selatan. Pengembangan fasilitas olahraga dan pintu air Petekan juga masuk APBD 2021.
Namun, semua proyek itu dicoret tahun ini. Anggaran penanganan Covid-19 membengkak. Sementara itu, pajak daerah yang diharapkan bisa naik ternyata masih lesu. Prediksi ekonomi membaik tahun ini meleset.
Banyak yang menunggak pajak bumi dan bangunan (PBB). Transaksi tanah dan bangunan yang turun juga membuat pendapatan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) turun. Padahal, dua sektor itu menyumbang Rp 2,6 triliun pajak daerah pemkot. ”Pandemi sangat memengaruhi APBD. Makanya, kami ajukan perubahan,” kata Wali Kota Eri Cahyadi seusai rapat paripurna kemarin (15/9).
Hanya anggaran pendidikan dan kesehatan yang tidak banyak dikurangi. Bahkan, anggaran kesehatan relatif membengkak.
Sektor yang terkena pemangkasan adalah dinas teknis seperti Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) serta Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya. Tak ada proyek besar di dua dinas itu, kecuali pembangunan gedung baru RSUD Soewandhie. ”Anggaran belanja modal banyak kita kurangi karena PAD (pendapatan asli daerah, Red) tidak cukup,” ujarnya.
Anggaran belanja turun dari Rp 9,8 triliun menjadi Rp 8,9 triliun. Eri memangkas Rp 929.552.682.495. Nyaris Rp 1 triliun. Sementara itu, pendapatan daerah yang ditarget Rp 8,6 triliun dikurangi Rp 68 miliar.
Anggota Badan Anggaran DPRD Surabaya Imam Syafii mengatakan, pemkot perlu memaksimalkan sektor pendapatan lain. Terutama sektor BUMD. ”Dari sekian banyak perusahaan, yang bisa nyumbang cuma PDAM,” katanya.
PD Pasar Surya, PD Rumah Potong Hewan, dan PD Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) tidak banyak berkontribusi. (Salman Muhiddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: