Zaman Keluarga Adam Awal Ritual Pemakaman
DI tulisan keempat ini, kita akan mencari tambahan informasi, terkait dengan kapan zaman Adam dan keluarganya hidup. Berapa ribu tahun yang lalu.
Di tulisan yang lalu, kita telah memperoleh kesimpulan dari jam molekuler. Yakni, pelacakan DNA pada mitokondria dan kromosom Y mengarah pada sepasang manusia perempuan dan laki-laki. Yang hidup di Afrika. Dan berada di zaman sekitar 100 ribu tahun yang lalu.
Kesimpulan tersebut memperoleh dukungan dari peta migrasi manusia Out of Africa. Bahwa, fosil tertua berada di Afrika. Lantas, secara berangsur-angsur makin muda. Seiring dengan jarak penyebarannya.
Fosil tertua berusia 100–200 ribu tahun yang lalu berada di Afrika. Disusul di kawasan Timur Tengah 90–100 ribu tahun yang lalu. Asia Selatan dan Tenggara 50–60 ribu tahun yang lalu. Eropa 40 ribu tahun. Asia Utara 30 ribu tahun. Amerika, Australia, dan Kepulauan Pasifik 12.000, 3.000, 1.500 dan 1.000 tahun yang lalu.
Maka, kita telah memperoleh kesimpulan sementara, bahwa Adam berada di zaman sekitar 100 ribu tahun yang lalu. Yakni, ketika Homo sapien keluar dari Afrika. Kemudian, menyebar ke seluruh dunia. Menurunkan Bani Adam, yang memenuhi permukaan Bumi dewasa ini.
Secara Qur’ani, manusia modern ini memang disebut sebagai keturunan Adam. Menariknya, secara saintifik, dibuktikan memiliki pola genetika yang sama. Dengan demikian, bisa dijadikan pedoman, bahwa miliaran manusia yang kini menghuni planet Bumi ini adalah satu keluarga. Berasal dari sepasang manusia di awal sejarahnya.
”Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak keturunan Adam (di Bumi). Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik. Dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Q.S. Al-Isra: 70)
Informasi menarik berikutnya kita peroleh dari dalam Al-Qur’an. Yang didukung data fosil. Bahwa, kitab suci itu menggambarkan, zaman Adam dan keluarganya ditandai oleh peristiwa pemakaman yang dilakukan secara manusiawi. Untuk kali pertama.
Adam memiliki anak bernama Qabil dan Habil. Suatu ketika mereka melakukan persembahan kepada Allah. Namun, persembahan Qabil tidak diterima. Sebaliknya, persembahan Habil diterima. Maka, rasa iri dan dengki Qabil membuatnya sampai hati membunuh saudaranya sendiri, Habil. Sebagaimana diceritakan di ayat berikut ini.
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Qabil dan Habil) menurut yang sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan korban. Maka, diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): ”Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: ”Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al-Maidah: 27)
Maka, terjadilah pembunuhan itu. Qabil pun menyesal karena hal tersebut. Lantas, digambarkan ia kebingungan memperlakukan jenazah saudaranya. Sampai ia melihat seekor burung gagak yang mengorek-ngorek tanah dengan kakinya. Untuk menguburkan seekor gagak yang telah mati.
ILUSTRASI penguburan jenazah zaman lampau.
Maka, hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya. Sebab itu, dibunuhnyalah. Maka, jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi. Kemudian, Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali tanah. Untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: ”Aduhai celaka aku. Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak itu. Lalu, aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu, jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal. (Q.S. Al-Maidah: 30-31)
Qabil pun memperoleh ide untuk menguburkan saudaranya. Dengan meniru burung gagak itu. Ditanam di dalam tanah. Dengan ritual sederhana. Yang memanusiakan jenazah manusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: