Serial Dimaz Muharri (29): Akhirnya Lulus Kuliah

Serial Dimaz Muharri (29): Akhirnya Lulus Kuliah

Nama lengkapnya sekarang Dimaz Muharri SH. Sejak 2015, pebasket asal Binjai itu sudah bergelar sarjana. CLS Knights memang concern dengan pendidikan atletnya. Semua pemain yang diboyong dari STMIK-Mikroskil Medan ke Surabaya dikuliahkan di Universitas Surabaya (Ubaya).

---

KAMPUS yang dipilih CLS Knights saat itu tidak sembarangan. Ubaya adalah salah satu kampus swasta terbaik di Surabaya. Para pemain boleh tidak ikut latihan bila jamnya bentrok dengan jadwal kuliah. Bahkan saat bertanding, pemain juga boleh izin kuliah. Dari cerita para pemain, Yayasan CLS memang berharap para pemain punya bekal pendidikan.

Dimaz saat itu memilih Fakultas Hukum. Harapannya saat itu di Fakultas Hukum tidak bertemu hitung-hitungan. Ternyata Dimaz salah. Di mata kuliah hukum pajak, ia juga harus menghitung. Rumit pula.

Di Ubaya, Dimaz dan para pemain dari STMIK-Mikroskil sempat membela Ubaya dalam Liga Basket Mahasiswa (Libama) Nasional. Mereka mengantarkan Ubaya menjadi juara Libama Nasional 2007. Saat itu tim putra dan putri Ubaya berhasil mengawinkan gelar.

Mantan point guard CLS Knights itu bukan termasuk mahasiswa yang rajin kuliah. Basket adalah prioritasnya saat itu. Tak heran kalau masa studinya di Ubaya sampai 8 tahun. Nyaris bergelar MA, Mahasiswa Abadi. Untung saja tidak drop out. Baru 2015 Dimaz lulus.


DIMAZ MUHARRI bersama istri, anak, dan orang tua, tahun lalu. (Foto: Dokumentasi Dimaz Muharri)

Sebelum mundur dari CLS Knights, Dimaz meneruskan kuliah. Selama musim NBL, kuliah Dimaz memang berantakan. Awalnya ia termasuk rajin. Setelah kompetisi berjalan penuh, ia konsentrasi di CLS. Apalagi ia adalah pemain andalan. Pernah menjadi top steal dan top assist. Pemain yang hari ini berulang tahun ke-36 itu memang lihai mencuri bola dari lawan. Ia dijuluki "raja maling".

Pembimbing Dimaz salah satunya adalah Prof Dr Eko Sugitario SH CN M.Hum. Dosen senior Ubaya itu juga pendukung CLS Knights. Dan tentunya kenal baik dengan Dimaz. "Saya banyak di-support oleh Prof Eko untuk menyelesaikan studi," kata Dimaz. Skripsi Dimaz tentang hukum tata negara. Sesuai dengan keahlian Prof Eko Sugitario.

Dimaz diwisuda bertepatan dengan hari ulang tahunnya, 17 September 2015 "Saya bersyukur Papa dan Mama bisa hadir di wisuda saat itu," ujarnya.

Selain Papa dan Mama, kakak Dimaz juga datang. Adik-adiknya Mama Dimaz juga ikut hadir. Mereka merayakan wisuda Dimaz dengan makan di restoran Bon Ami. "Saya tidak foto wisuda sama sekali. Malu," kata Dimaz lantas tertawa.

Saat wisuda di kampus Ubaya, Tenggilis, Dimaz dipanggil urutan kedua. Biasanya memang mahasiswa angkatan tua dipanggil di awal. Wisudawan urutan pertama mahasiswa seangkatan Dimaz juga. "Saya kaget pas dipanggil semua tepuk tangan," kenangnya. Toga dan ijazahnya disimpan rapi di rumahnya di Gunung Anyar, Surabaya.

Dimaz belum tahu mau diapakan ijazah sarjananya itu. Tapi ia bersyukur bisa menyelesaikan studinya meskipun butuh waktu lama. Dari era Presiden SBY hingga Presiden Jokowi. Setidaknya gelar Sarjana Hukum yang ia sandang kini bermanfaat. Setidaknya saat menghadapi gugatan perdata dari mantan klubnya, CLS Knights. Ia tidak asing dengan istilah-istilah hukum yang ada dalam somasi maupun gugatan. Juga yang digunakan di persidangan.

Dimaz berurusan dengan pengadilan gara-gara CLS Knights baper. Tidak rela Dimaz bergabung dengan Louvre Surabaya di kompetisi IBL 2020. Dimaz dianggap melanggar perjanjian dengan CLS.


DIMAZ berpose di lapangan latihan DBL Academy. (Foto:Dokumentasi Dimaz Muharri)

Sebenarnya bukan perjanjian. Saat mundur dari CLS Knights, Dimaz dipaksa menandatangani surat pengakuan utang. Isinya, Dimaz dianggap berutang Rp Rp 393,6 juta. Penjelasan lisan Ferry Humardany, general manager CLS, utang itu berlaku bila sampai 2017 Dimaz bergabung ke klub profesional basket lain.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: