154 Lokasi Wisata Buka, 100 Lokasi Menyusul
JAWA TIMUR menjadi satu-satunya provinsi yang masuk level 1. Itu berdasar asesmen situasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan. Pemprov Jatim pun menyambut baik pencapaian tersebut.
Dunia wisata bakal makin digulirkan. Kini ada 154 objek wisata yang sudah buka. Rencananya bakal ada 100 objek wisata lagi yang menyusul. ”Sudah siap berproses akan segera buka,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kemarin (18/9).
Pembukaan objek wisata tersebut dilakukan secara terbatas dan bertahap. Artinya, tidak semua objek wisata boleh buka. Misalnya, wisata air belum diizinkan buka. Pertimbangannya, memiliki risiko persebaran Covid-19 yang cukup tinggi.
Termasuk kolam renang di hotel-hotel. Masih dilarang dioperasikan. Aturan lainnya, anak di bawah usia 12 tahun tak boleh masuk tempat wisata. ”Semua kebijakan itu telah dikaji pakar epidemiolog. Sesuai koridor asesmen level 1, 2, dan 3,” terang Khofifah.
Dia berharap pembukaan wisata itu harus diimbangi dengan pengawasan khusus. Tujuannya, capaian level 1 Jatim tetap bertahan. Untuk itu, bakal diberlakukan sistem satu pintu (one gate system). Semua alur masuk-keluar tempat wisata hanya boleh melalui satu pintu.
Metode tersebut dikolaborasikan dengan pemakaian aplikasi PeduliLindungi. Dengan demikian, setiap pengunjung yang masuk akan diskrining terlebih dulu. Vaksin menjadi syarat wajib untuk bisa masuk tempat wisata.
Ketua Badan Promosi Wisata Jatim Dwi Cahyono mengapresiasi langkah pemprov tersebut. Ia turut senang dunia wisata bergeliat lagi. Sebab, itu dapat turut berkontribusi memulihkan perekonomian.
Apalagi, kata Dwi, minat calon pengunjung wisata memang sangat tinggi. Itu dilihat dari banyaknya booking wisata di berbagai aplikasi. Okupansi hotel juga meningkat 30–40 persen dalam seminggu terakhir. ”Jadi, sekarang tinggal bagaimana kita mengemas promosinya saja,” jelasnya.
Menurutnya, geliat wisata itu harus dipromosikan dengan cara baru. Yakni, dengan menjamin penerapan prokes ketat di setiap tempat wisata. Tujuannya, keselamatan dan keamanan para pengunjung bisa terjamin.
Ia juga minta agar kesempatan itu tak disalahartikan. Artinya, jangan sampai ada euforia tanpa pengawasan. Pihak penyelenggara wisata maupun calon pengunjung harus punya persiapan. Yakni, untuk mendisiplinkan diri sendiri. ”Itu yang harus betul-betul diperhitungkan. Jangan sampai level PPKM kita naik lagi. Kan sayang,” jelas Dwi. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: