Senin, ITS Mulai PTM
Berdasarkan surat edaran (SE) Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi No. 4 tahun 2021 kampus yang berada di daerah PPKM level 1-3 diperbolehkan melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Namun kampus diwajibkan melapor ke satgas Covid-19 setempat.
Surabaya sudah berada di level 1 berdasarkan asesmen Kementerian Kesehatan. Dan berada di level 3 berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri terbaru. Sehingga, PTM tentunya boleh dilakukan perguruan tinggi. Meski begitu belum banyak perguruan tinggi yang mau melaksanakan PTM.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) siap melaksanakan PTM. Rektor ITS Prof. M. Ashari mengatakan, PTM di ITS Senin (20/9). Perkuliahan tatap muka dilaksanakan secara terbatas. Serta menggunakan model hybrid. Yakni sebagian melaksanakan pembelajaran di kelas. Sisanya masih daring.
Menurut Ashari, semua dosen yang mengajar di kelas diwajibkan sudah mendapatkan dua kali vaksin. Sedangkan yang belum melaksanakan vaksin, tidak diizinkan untuk mengajar. Aturan ini juga berlaku untuk mahasiswa. ”Kami sudah mendata, siapa saja yang sudah vaksin,” katanya.
Mekanismenya, dalam satu kelas hanya boleh diisi maksimal 50 persen dari jumlah mahasiswa. Kemudian di dalam kelas, dosen akan mengajar sambil mengaktifkan aplikasi zoom. Sehingga dosen cukup mengajar sekali.
ITS juga sudah menyiapkan papan tulis interaktif. Yakni media yang bisa menghubungkan coretan papan di kelas, dengan peserta daring. Sehingga memudahkan mahasiswa untuk mencerna pelajaran yang disampaikan dosen. ”Mahasiswa dalam seminggu cukup belajar luring 2-3 kali dalam seminggu,” ujar Ashari.
Selain itu, mahasiswa yang diperbolehkan tatap muka hanya mahasiswa angkatan 2020-2021. Pemilihan ini berdasarkan hasil survei. Kedua angkatan tersebut, 91 persen sudah melakukan vaksinasi.
Selain itu, mahasiswa juga harus mendapatkan izin dari orang tua untuk mengikuti PTM. Juga harus bertempat tinggal di Surabaya Raya. Yakni Sidoarjo, Gresik, dan Surabaya. ”Kami masih cukup berhati-hati. Sehingga mereka bisa langsung pulang ke rumah. tidak boleh kos,” ungkapnya.
ITS sebenarnya sudah membuka layanan luring. Seperti laboratorium. Tapi hanya untuk mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir atau skripsi. Sedangkan untuk unit kegiatan mahasiswa masih belum diperbolehkan. Uuntuk sidang skripsi, tesis, maupun disertasi masih dilakukan secara daring.
Berbeda dengan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA). Kampus itu belum berani melaksanakan PTM. Wakil Rektor Bidang Akademik UINSA Wahidah Zein Br Siregar mengatakan, masih menunggu ujian tengah semester (UTS) selesai. Bila sesuai jadwal, awal November sudah berakhir.
Meski begitu, Wahidah belum bisa memastikan. Sebab dia masih menunggu laporan dari tim yang membahas pelaksanaan PTM. Tim tersebut berkolaborasi dengan tim satgas kampus. ”Tanggal pastinya saya belum bisa jawab,” katanyi.
Lalu apakah ada kewajiban mahasiswa sudah divaksin? Bila merujuk rencana awal seharusnya mahasiswa sudah wajib divaksin. Tapi dia belum bisa memastikan rencana itu bisa berjalan atau tidak. Selain itu, dia merencanakan mahasiswa yang diperbolehkan ikut luring, yang bertempat tinggal di Surabaya dan Sidoarjo. Serta belum pernah merasakan datang ke kampus.
Izin orang tua juga menjadi syarat mutlak. ”Tapi sekali lagi ini belum final. Karena belum dirapatkan lagi,” kata alumnus IAIN Sumatera Utara itu.
Universitas Kristen (UK) Petra juga belum melaksanakan PTM. Kepala Humas UK Petra Prayonne Adi mengatakan, SE dari rektor masih berlaku, yakni pembelajaran masih dilakukan secara daring sampai UTS selesai. Bila sesuai jadwal, ujian akan selesai pada pertengahan Oktober mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: