Sahetapy, Selamat Jalan Prof...

Sahetapy, Selamat Jalan Prof...

2). Dokumen hasil riset itu dibaca, tapi tidak dipahami, dan malu bertanya.

  1. Dokumen itu dibaca dan isinya dipahami. Tapi, kemudian dokumen ditumpuk di rak buku, rekomendasi di dalamnya diabaikan. Demi melanggengkan penyimpangan yang sudah terjadi."

Hadirin ketawa ngakak. Padahal, Sahetapy melontarkan kritik tajam. Melalui gaya yang khas ilmuwan.

Lanjut Sahetapy: "Tiga hal itu hanya kemungkinan-kemungkinan. Prediksi saya. Tapi, saya khawatir jika kemungkinan nomor tiga yang benar."

Tawa hadirin meledak.

Begitulah Prof Sahetapy. Kritiknya keras - tajam. Sangat sering mengkritisi kejujuran pejabat publik, terutama terkait hukum dan peradilan. Ia selalu menyodok ketidak-jujuran aparat. Yang, menurutnya, berdampak pada kekacauan hukum di Indonsia.

Hebatnya, Sahetapy hidup sederhana. Rentetan jabatan disandangnya sejak usia muda. Ia tetap hidup dalam kesederhanaan.

Mungkin, dua hal ini terkait: Kritiknya yang keras terhadap pejabat korup, memagari jalan hidupnya dalam kejujuran. Dan, karena jujur, maka hidupnya sederhana.

Ucapan dan tulisannya, membelenggu ia dalam selimut putih nan pahit: Kejujuran. Selamat jalan, Prof... (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: