Lid Cup Bergaya Impresionis

Lid Cup Bergaya Impresionis

Mereka juga diharuskan mempresentasikan konsepnya kepada pihak klien. Setelah melalui beberapa kali revisi untuk mematangkan konsep, proses akhirnya adalah membuat desain secara digital yang disesuaikan dengan bentuk lid cup.

Sebelumnya, keempat mahasiswa memang sudah dibekali pengetahuan produk tentang Fontaqua yang eksis di Bali sejak 1986. Tepatnya di Ubud. Lebih lama dari Cheers yang berdiri pada 1995. ”Semua desain pas. Ada unsur ceria. Happiness-nya terasa. Fresh dan out of the box,” ujarnya.

Ketika proyek ini selesai dalam waktu empat minggu, Haryanto dan tim managemen sempat kebingungan menentukan desain terbaik. ”Sebenarnya keempatnya ini punya kans untuk kami pakai semuanya. Urutan hanya perbedaan selera dari kami. Para lecture pasti juga punya selera sendiri,” ujarnya.

Dalam mendesain lid cup, mereka mengusung berbagai gaya. Ada yang menghadirkan elemen Bali dalam bentuk vector dan berwarna kuning keemasan. Seperti yang dibuat Valensia Amelia Aprilita sebagai juara ketiga.

Valensia Amelia Aprilita sebagai juara ketiga menghadirkan elemen Bali dalam bentuk vector dan berwarna kuning keemasan. (Rizal Hanafi Harian Disway)

Tak seperti hasil akhirnya, dia memilih warna berkali-kali demi mengangkat sisi kehangatan Bali. ”Semula pink dan biru. Atas saran Miss Fabiola, dipakai warna oren untuk janur kuning yang tidak lepas dari karakter Bali sebagai point of interest. Saya garap elemennya yang awalnya kurang full. Lalu shading,” terangnya.

Gambaran sumber mata air beserta pohon kelapa yang menjadi ciri khas Bali dipilih Fiorenza The, juara kedua yang sedang menerangkan desainnya saat penyerahan penghargaan. (Rizal Hanafi Harian Disway)

Gambaran sumber mata air beserta pohon kelapa yang menjadi ciri khas Bali dipilih Fiorenza The. Menggarapnya selama sebulan, ia mantap memakai air terjun Tegenungan di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar untuk menegaskan kesegaran air minum kemasan itu.

Beberapa ikon khas Bali dikuatkan Fabiola Elfriede Utami, juara keempat. Terlihat dari bentuk pura. Ikon itu ada pada karya Aulia, juara pertama. Ia memvisualkan suasana Bali dengan gaya lukisan impresionis. ”Sempet merasa kebanyakan warna tapi kata Miss Fabiola, jangan takut menggunakan warna,” ucapnya.

Sebagai juara, desain Aulia dianggap sangat mewakili Bali yang dikenal memiliki daya tarik kuat di bidang seni dan budaya. ”Semoga kolaborasi ini menjadi motivasi mahasiswa LaSalle untuk berani berkarya lebih baik lagi. Selalu mengikuti perkembangan dunia desain dan teknologi,” papar Fabiola.

Ditambahkan Fabiola, saat ini desain merambah ke berbagai bidang. Industri kreatif di Indonesia memberikan peluang bagi desainer untuk berkreasi lebih. Apalagi dengan munculnya beragam usaha. Wujud desain tidak lagi sekadar brosur dan poster. Namun dijumpai di berbagai medium. Bisa label dan kemasan produk.

Dengan memberikan kesempatan pada mahasiswa mengerjakan proyek dari produk nyata, Fabiola berharap proyek ini akan makin membantu para mahasiswa LaSalle mempersiapkan diri ketika mereka memasuki dunia kerja. Tidak hanya mengerti dari teori tetapi memiliki pengalaman dalam praktik.

”Apalagi tenaga pengajarnya adalah para pelaku industri desain yang berpengalaman. Kami ingin alumni LaSalle mampu berkarier sukses di kancah internasional dan menjadi entrepreneur dengan memiliki brand sendiri nantinya,” tandas Pranakusuma Sudhana, Principal of LaSalle College Surabaya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: