Tatap Muka di 138 Sekolah Dasar Surabaya,

Tatap Muka di 138 Sekolah Dasar Surabaya,

SUDAH sebulan ini, SD Surabaya menjalani pembelajaran tatap muka (PTM). Awalnya sekolah itu hanya diperbolehkan melakukan simulasi. Tetapi, mereka akhirnya menjalankan tatap muka penuh.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pemkot akan menambah SD yang diasesmen. Katanya, selama ini dispendik sengaja membuka sekolah secara bertahap. Pemkot tidak mau terburu-buru membuka seluruh sekolah secara bersamaan. 

”Kami harus benar-benar memastikan sekolah benar-benar siap. Mulai sarana prasarana (sarpras). Sampai guru-gurunya. Semua tergantung sekolah,” ungkap mantan kepala Bappeko itu.

Eri mengatakan, tiap kecamatan pasti ada SD yang buka. Aturannya tetap. Tiap sekolah hanya boleh membuka 25 persen dari total dua kelas. Serta hanya kelas 6 yang dibolehkan PTM. ”Tiap hari akan kami evaluasi. Semoga bisa naik jumlah siswa yang PTM,” ujarnya.

Guna mendukung PTM, pemkot menggencarkan vaksinasi untuk pelajar. Sampai kemarin sudah ada 87,95 persen siswa di Surabaya yang sudah vaksin dosis pertama. Sedangkan dosis dua baru 32 persen. Itu untuk SD sampai SMA. 

Pemkot menargetkan vaksinasi dosis 1 untuk siswa bisa rampung dalam tiga hari mendatang. Namun Eri mengatakan untuk vaksinasi pelajar memang terjadi kendala. Beberapa orang tua murid melarang anaknya untuk vaksin. Sebab umur mereka masih kecil. ”Kendala itu biasanya terjadi pada usia 12 tahun. Ini masih tahap edukasi wali murid,” ujarnya.

Pemkot juga merencanakan swab masal untuk siswa. Kadinkes Surabaya Febria Rachmanita sudah ada lima ribu siswa dari SD-SMA yang di-swab.”Targetnya hari Senin depan selesai,” ujarnya.

Kabid SD Dispendik Surabaya M. Aries Hilmi mengatakan, sampai sekarang belum ada sekolah yang melaporkan siswa positif. Katanya, jika ada siswa positif, sekolah tersebut akan ditutup selama dua minggu. Gedungnya akan disemprot disinfektan. 

Sudah ada 138 SD yang melaksanakan PTM terbatas. Yang melaksanakan simulasi ada 103 SD. Aries menjelaskan saat PTM, sekolah dibolehkan membuka seluruh kelas di jenjang kelas 6. Sedangkan simulasi hanya 2 kelas untuk jenjang kelas 6. ”Evaluasi selama ini juga bagus kok. Tidak ada yang bermasalah. Sedangkan jam sekolah maksimal 2 jam. Masih tetap,” ujarnya. (Andre Bakhtiar)

 



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: