Cucu Kaisar Akihito Bersiap Lamaran, Nikahi Orang Biasa
Kisah cinta putri kekaisaran Jepang berlanjut lagi. Setelah tiga tahun tertunda, tampaknya hari bahagia Kei Komuro dengan Putri Mako, putri sulung Pangeran Mahkota Fumihito, semakin dekat. Dan sebagaimana kakek (mendiang Kaisar Akihito) dan ayahnya, Putri Mako akan menikahi orang biasa. Bukan bangsawan.
SENIN, (27/9), lelaki itu di Jepang dari Amerika Serikat untuk meminang sang putri. Sesampainya di kampung halaman, sekitar dua minggu setelah karantina, dua sejoli itu dikabarkan akan menggelar konferensi pers bersama.
“Saya menyetujui mereka menikah. Konstitusi mengatakan pernikahan harus didasarkan hanya pada persetujuan bersama dari kedua pasangan. Jika itu yang benar-benar mereka inginkan, maka saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu saya hormati sebagai orang tua,” kata Pangeran Fumihito, ayah Putri Mako, November lalu, seperti dikutip Nikkei Asia.
Fumihito adalah anak kedua mendiang Akihito. Saat Akihito mangkat, Pangeran Naruhito, si sulung, menjadi kaisar. Untuk sementara, Fumihito pun menjadi Pangeran Mahkota. Gelar itu otomatis akan luruh jika Naruhito punya anak lelaki.
Kabarnya, Mako dan Komuro juga akan memulai hidup baru di AS. Pasangan itu berencana untuk menyerahkan surat-surat hukum untuk mendaftarkan pernikahan pada bulan Oktober.
Karena anggota keluarga kekaisaran Jepang tidak memiliki paspor, sang putri harus terlebih dahulu membuat kartu keluarga dengan Komuro sebagai warga negara biasa sebelum mengajukan paspornya.
Sejak 2018, pria berumur 29 itu memang tinggal di New York untuk mengejar pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Fordham. Ia lulus dengan gelar Juris Doctor pada bulan Mei tahun ini. Komuro diperkirakan akan mulai bekerja di sebuah firma hukum di AS.
Dengan menikahi rakyat biasa, Putri Mako akan kehilangan status kebangsawanannya. Secara tradisional, anggota wanita keluarga kekaisaran seharusnya menerima mahar sekitar 150 juta yen (Rp 19 miliar) setelah menikah. Pembayaran dimaksudkan untuk menjaga martabat mantan anggota keluarga kekaisaran. Namun, Putri Mako juga menolak.
Pihak kekaisaran menerima permintaan sang putri. Ini menjadi pertama kalinya dalam sejarah Jepang pascaperang. Ada seorang anggota kekaisaran wanita yang tidak menerima mahar setelah menikahi orang biasa.
Badan Rumah Tangga Kekaisaran juga berencana untuk tidak mengadakan ritual pernikahan anggota keluarga kekaisaran. Salah satunya upacara pertunangan resmi yang disebut Nosai no Gi dan acara Choken no Gi untuk bertemu secara formal dengan kaisar dan permaisuri sebelum menikah.
Putri Mako benar-benar jatuh hati pada pria biasa itu. “Awalnya, saya terpikat dengan senyumnya yang indah,” kata Putri Mako, seperti dikutip The Telegraph.
Pertemuan Komuro dengan sang putri bermula pada 2012 di International Christian University, Tokyo. Mereka pun bertunangan secara tidak resmi pada September 2017. Seharusnya, upacara ritual pernikahan berlangsung pada November 2018. Namun dibatalkan. Sebab, beredar sejumlah laporan tidak mengenakkan tentang perselisihan keuangan keluarga Komuro pada saat itu. (Jessica Ester)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: