Tanpa Kontrak, Tarik Ulur Harga Sewa
Nilainya diukur berdasar berbagai indikator. Salah satunya adalah perbandingan harga sewa di mal TI lain.
Ruddy protes. Mal TI lain sedang banting harga. Bahkan, ada yang menyewakan stan dengan harga Rp 55 ribu per meter persegi per bulan. Tim appraisal harus terjun lagi. Menyesuaikan harga dalam kondisi pandemi. ”Akhirnya keluhan kami diterima. Kita diminta bayar 30 persen saja,” lanjutnya.
Tapi, 30 persen itu masih belum terjangkau bagi mereka. Sebab, angkanya diakumulasikan sejak April 2019. Pedagang minta keringanan. Polrestabes Surabaya menyarankan pedagang menyurati pemkot terkait nilai sewa tersebut.
Jika pedagang tidak mampu bayar tunai, ada opsi mengangsur. Nilainya bisa dibayarkan pada tagihan bulanan selanjutnya. Dengan begitu, pedagang tidak akan merasa berat.
Pembayaran sewa itu sebenarnya hanya solusi jangka pendek. Pedagang tetap menginginkan ada pengelola gedung. Pengelola bisa menggelar pameran, lomba, atau acara yang membuat mal ramai. Perekonomian akan berputar setelahnya.
PT Sasana Boga sebenarnya ingin memperpanjang kontrak kerja sama dengan pemkot. Namun, mereka tak mendapat kepercayaan dari Wali Kota Tri Rismaharini yang menjabat kala itu.
Risma mengakhiri kontrak yang berjalan sejak 1989. PT Sasana Boga membangun mal di atas tanah pemkot. Seluruh penghasilan selama 30 tahun masuk ke kantong mereka. Setelah kontrak berakhir, gedung diberikan kepada pemkot. Sayang, gedung tersebut ditinggalkan dengan kondisi yang tidak terawat di akhir masa kerja sama.
Ada opsi lain, yaitu menyerahkan Hi-Tech ke PD Pasar Surya (PDPS). Tetapi, Hi-Tech bukan pasar. PDPS juga masih terlilit utang dan persoalan internal. Sulit membayangkan Hi-Tech bisa berjaya lagi di bawah kendali PDPS.
Opsi lainnya adalah membentuk BUMD baru. Tapi, prosesnya tidak sederhana. Diperlukan waktu dan suntikan penyertaan modal yang besar dari APBD. Pemkot sepertinya berat mengeluarkan duit saat kondisi keuangan sedang kritis.
Wakil Wali Kota Surabaya Armudji minta pedagang bersabar. Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah pedagang tidak kehilangan tempat. ”Mudah-mudahan ada investor yang mau masuk,” kata politikus PDIP itu.
Rencana pemkot merevitalisasi gedung Hi-Tech juga terkendala pandemi. Anggaran belanja di semua dinas dikepras untuk penanganan Covid-19. Kecuali dinas kesehatan yang dapat tambahan Rp 277 miliar tahun ini. Kesehatan masih prioritas utama. (Salman Muhiddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: