Teroris Basri Ikrar NKRI, Analisis Deradikalisasi

Teroris Basri Ikrar NKRI, Analisis Deradikalisasi

Kembali ke ibu pertiwi. Napi teroris M. Basri alias Bagong berikrar setia ke NKRI di Penjara Nusakambangan Sabtu (2/10). Ia mengimbau teroris Poso, tersisa empat orang, agar menyerah. Deradikalisasi sukses.

Harian Disway - ITU diucapkan Basri dalam rekaman video, durasi 1 menit 53 detik. Tampak, mengucapkan ikrar setia kepada NKRI, lalu mencium bendera merah putih. Sekaligus ia melepas baiat MIT (Mujahidin Indonesia Timur).

Kepala Operasi Madago Raya Brigjen Reza Arif Dewanto mengonfirmasi pengucapan ikrar setia Basri kepada NKRI. Dilaksanakan di Lapas Nusakambangan Sabtu.

Brigjen Reza: ”Telah dilaksanakan ikrar setia NKRI dan lepas baiat oleh satu narapidana kasus terorisme di Lapas Khusus Kelas II-A Karanganyar, Nusakambangan, atas nama Muhammad Basri."

Basri: "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, nama saya Basri alias Ayas alias Bagong alias Opa. Alhamdulillah, saya dalam keadaan baik-baik dan sehat-sehat. Saya turun untuk menyerahkan diri, untuk bertanggung jawab atas perbuatan saya."

Dilanjut: "Kakak-kakakku, Saudara-saudaraku yang masih ada di hutan, kalau kalian takut untuk turun menyerahkan diri, saya yang akan bertanggung jawab. Sayalah yang akan menjemput kalian. Saya akan jemput kalian. Bapak-bapak kita dari polisi memperlakukan saya baik-baik, melebihi saudara mereka sendiri."

Penanggung Jawab Kendali Operasi (PJKO) Madago Raya Irjen Rudy Sufahriadi melalui keterangan tertulis Sabtu menyatakan:

"Basri berubah pemahamannya sejak mengikuti program penggalangan antar-narapidana yang diselenggarakan tim Satgassus Densus."

Basri sempat menjadi buron teroris Poso. Ia ditangkap Densus 88 Antiteror pada 2008. Pengadilan Negeri Jakarta menjatuhkan vonis 19 tahun penjara.

Tapi, ia kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Ampana, Kabupaten Tojo Una Una, Sulawesi Tengah, pada 2013. Lantas, bergabung ke MIT pimpinan Santoso.

Setelah Santoso tewas dalam baku tembak dengan Densus 88, Senin, 18 Juli 2016. Kemudian, Basri memimpin MIT. Ia menyerahkan diri ke polisi, Kamis, 14 September 2016.

Setelah Basri menyerah, MIT dipimpin Ali Kalora yang tewas dalam baku tembak dengan aparat Sabtu (18/9).

Kini anggota MIT tersisa empat orang: Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang, serta Suhardin alias Hasan Pranata.

Ada empat tindakan Basri di Nusakambangan: 1) Ikrar setia ke NKRI. 2) Mencium bendera merah putih. 3) Melepas baiat MIT. 4) Mengajak teroris Poso, mantan anak buahnya, menyerah. Itu dalam satu paket.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: