Bobby Nasution si Raja Tega
Glickman: "Jangan pernah ungkapkan alasan di balik keputusan itu. Katakan, bahwa, alasan pemecatan ada di file HRD yang nantinya akan diberikan. Karena, mengungkapkan alasan, bisa memicu perdebatan, bahkan perkelahian. Juga, bakal jadi rumor negatif di kantor. Karena bakal disebarkan dengan dibumbui hal yang tidak benar.
Glickman mencontohkan ucapan Raja Tega kepada pegawai yang dipecat, begini:
“Diane... Seperti yang mungkin sudah Anda ketahui, bahwa mulai sekarang Anda tidak lagi menjadi bagian dari organisasi kami. Saya tidak bisa merinci alasan, karena itu informasi rahasia. Juga, saya ingin memastikan privasi Diane. Jika Anda memiliki saran tentang cara meminimalkan dampak in-disipliner pegawai, Diane, beri tahu saya.”
Orang yang dipecat, seketika kaget, dilanjut jadi panik. Meskipun, sebelumnya sudah diberi peringatan beberapa kali.
Orang yang dipecat, langsung membayangkan bahwa nafkah untuk ia dan keluarganya bakal segera habis. Nol. Bayangan kesulitan hidup sekeluarga, langsung di pelupuk mata. Itu sebabnya, ia bisa gelap mata.
Kepada Raja Tega, Glickman menyarankan: "Bersikaplah tenang, sopan, hormati orang yang Anda pecat. Kalau perlu, rangkul dia sebagai tanda persahabatn. Tapi, jangan menjanjikan apa-apa."
Setelah persoalan dengan orang yang dipecat selesai, persoalan berikut adalah: Menenangkan semua pegawai di kantor.
Sebab, meskipun karyawan lain tahu bahwa Diane dipecat karena in-disipliner, yang berarti melanggar aturan, betapa pun teman kerja akan membela Diane.
Glickman menyarankan Raja Tega bicara ke seluruh karyawan, begini: “Pekerjaan Diane telah dihentikan. Saya tidak akan membahas semua detailnya, tetapi saya akan mengatakan bahwa Diane bertindak melanggar aturan. Kami tidak menolerir itu.”
Setelah dua tahap itu selesai, tinggallah tahap terakhir: Mengatasi pekerjaan menumpuk yang ditinggalkan Diane. Harus secepatnya dicarikan pengganti. Sementara, dibebankan ke pegawai yang ada. Untuk waktu sekitar tiga bulan. Sampai muncul pegawai rekrutan baru, pengganti Diane.
Orang Amerika punya langkah yang begitu taktis. Dan, itu cocok diterapkan di negara mereka. Yang jumlah pengangguran dan orang miskin, tidak banyak. Mungkin, tidak cocok di Indonesia. Walaupun teori itu bisa berguna di sini.
Bobby Nasution, bukan hanya mencopot bawahannya. Tapi juga membersihkan pungli di Perusahaan Daerah (PD) Pasar Medan. Pungli pasar ada di parkir, jasa keamanan, sampah, bahkan terang-terangan 'uang jago'. Terhadap pedagang. Pelakunya preman pasar. Didukung, atau setoran ke pejabat pemerintah.
Bobby, usai meninjau vaksinasi Korona di Medan Johor, Selasa (5/10/2021) kepada pers, mengatakan:
"Pokoknya yang saya katakan pungli, bukan hanya dari jajaran pemerintahan, tetap juga preman ataupun orang yang tidak berkepentingan yang meminta minta uang ke pedagang."
Dilanjut: "Saya sudah sampaikan kepada jajaran direksi yang baru. Mulai dari sampah, kamar mandi, kebersihan, parkir, jangan ada pungli. Baik dari internal maupun eksternal. Kita kasih dulu mereka waktu untuk rapikan yang di pasar."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: