Kisah Prof Mahfud tentang Mbok Miskin
Korban dan pelaku kejahatan sama-sama berusaha memengaruhi penyidik, dengan menyebut koneksitas, agar mendapat perhatian penegak hukum. Sedangkan, mbok miskin berbusana jelek yang mengadu ke Mahfud diabaikan penyidik. Ke mana perginya equality before the law.
Satu lagi kasus yang diperhatikan penyidik, selain koneksitas: "Kalau kasus sudah jadi perhatian publik."
Itu diketahui semua wartawan. Itu pula sebabnya, wartawan membantu pencari keadilan, dengan cara memberitakan kasus, agar terpenuhi unsur "jadi perhatian publik". Yang, karena kondisi keruh begitu rupa, ada wartawan ikut-ikutan jadi pemeras. Karena merasa punya power.
Sejak satu dekade terakhir, bukan hanya wartawan yang punya power "perhatian publik", melainkan juga warganet. Menyebar dan masif. Video Youtube juga siaran live.
Sayang, kalau wartawan terdidik dan punya kode etik jurnalistik, warganet bisa siapa saja. Sehingga kemungkinan warganet tergelincir jadi penjahat, lebih tinggi daripada wartawan.
Mafia tanah dan tindakan penyidik diungkap blak-blakan oleh Mahfud. Sebab, sikap pemerintah melalui Presiden Jokowi jelas: "Berantas mafia tanah. Polri harus tegas."
Jokowi di acara pembagian 124.120 sertifikat tanah hasil redistribusi kepada masyarakat, yang divideokan Istana Kepresidenen, 22 September 2021, mengatakan:
"Ini komitmen pemerintah untuk betul-betul mengurai konflik agraria yang ada. Mewujudkan reformasi agraria bagi masyarakat."
Jokowi: "Kembali saya mengingatkan, bahwa pemerintah berkomitmen penuh memberantas mafia tanah. Jajaran Polri saya minta, jangan ragu-ragu menindak tegas mafia-mafia tanah."
Dilanjut: "Jangan sampai ada, aparat penegak hukum yang membekingi mafia tanah. Perjuangkan hak masyarakat, dan tegakkan hukum secara tegas."
Dari kalimat Jokowi "Kembali saya mengingatkan...." tampak bahwa, itu bukan peringatan yang pertama. Dan, aparat masih diingatkan lagi.
Karena ketegasan Jokowi membela rakyat itulah, Mahfud jadi ujung tombak mengkritik Polri. Di forum seminar. Terbuka.
Bisa saja keterbukaan Mahfud mengkritik itu dikritik, mengapa itu disampaikan di forum terbuka? Mengapa tidak mengingatkan Kapolri secara internal?
Jawabnya, hanya Mahfud yang tahu. Tapi, dari cerita tentang ”mbok miskin”, bisa disimpulkan bahwa suatu peringatan menjadi lebih tajam jika disampaikan secara terbuka, ke publik.
Karena hal itu jadi perhatian publik, penyidik jadi lebih giat bertugas. Dan, yang diuntungkan adalah rakyat. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: