Mimpi Reunifikasi Tiongkok-Taiwan

Mimpi Reunifikasi Tiongkok-Taiwan

POTRET besar Sun Yat-sen, dokter berpendidikan Barat itu, tergantung di dinding Aula Besar Rakyat, Beijing, kemarin. Ya, Sun Yat-sen adalah tokoh yang punya sejarah besar dalam lahirnya Republik Tiongkok pada 1911 saat ia memimpin revolusi yang mengakhiri Dinasti Qing.

Meski begitu, potret Sun Yat-sen tak banyak muncul di ruang-ruang publik Tiongkok. Lagi-lagi, ada faktor sejarah yang membuat nama tokoh itu seolah tenggelam.

Perseteruan politik sekitar tujuh dekade lalu akhirnya membuat Republik Tiongkok pecah. Pasukan komunis pimpinan Mao Zedong memenangkan perang saudara yang berdarah-darah. Mao akhirnya mendirikan Republik Rakyat Tiongkok. Sedangkan kubu Nasionalis terusir di pulau yang kini dikenal sebagai Taiwan, walaupun nama resmi mereka sebenarnya adalah Republik Tiongkok.

Kemarin, Xi mengatakan bahwa ia ingin mewujudkan penyatuan secara damai dengan Taiwan. Meskipun, atmosfer ketegangan masih terjadi lantaran beberapa pesawat tempur Tiongkok terus mendekat ke zona terbang Taiwan.

Taiwan yang punya pemerintahan sendiri, tidak pernah secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan. Sebab, mereka kan sudah merdeka pada 10 Oktober 1911 saat Dinasti Qing Jatuh. Bagi Taiwan, partai komunislah yang berupaya merebut kemerdekaan dari kubu nasionalis dulu.

Negara-negara barat juga memandang bahwa Taiwan hidup di bawah ancaman ’’invasi’’ Tiongkok. Yang juga memandang pulau itu adalah wilayahnya dan berjanji bahwa suatu hari mereka akan merebutnya.

“Mewujudkan reunifikasi nasional dengan cara damai yang terbaik melayani kepentingan bangsa secara keseluruhan termasuk saudara-saudara kita di Taiwan,” kata Xi kemarin.

"Kemerdekaan Taiwan adalah hambatan terbesar bagi penyatuan kembali tanah air ini Reunifikasi lengkap negara kita akan dan dapat diwujudkan,’’ kata Xi.

Xi juga mengingatkan negara lain agar tidak ikut campur urusan Taiwan. Sebab, seorang pentagon mengonfirmasi bahwa pasukan khusus AS telah diam-diam melatih pasukan Taiwan selama berbulan-bulan.

Beijing telah meningkatkan tekanan pada Taipei sejak pemilihan Presiden Tsai Ing-wen pada 2016. Terutama karena Tsai memandang bahwa pulau itu memang sudah merdeka sejak kelahiran Republik Tiongkok pada 1911.

Pada Rabu (6/10), Taiwan mengatakan bahwa negerinya berada pada level ketegangan tertinggi dengan Tiongkok dalam empat dekade terakhir. Setelah sekitar 150 jet tempur Tiongkok melintas dan bermanuver ke zona udara Taiwan dalam beberapa hari terakhir.

Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan pada forum keamanan di Taipei, Jumat (8/10) bahwa pemerintahannya tidak mencari konflik militer. "Taiwan juga akan melakukan apa pun untuk mempertahankan kebebasan dan cara hidup demokratisnya,’’ ucapnya.

Kalimat itu muncul setelah Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan kepada wartawan bahwa Tiongkok bisa melancarkan invasi berskala besar ke pulau itu pada 2025.

Perkembangan hubungan dua negara itu memang masih naik-turun. Tetapi, kita tunggu saja, selama keduanya memperingati hari besar pada 10 Oktober. Satu di antara beberapa momen yang sama-sama dirayakan di Tiongkok dan Taiwan. (Doan Widhiandono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: