Jatim Bangkit dengan Kolaborasi

Jatim Bangkit dengan Kolaborasi

Hampir dua tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Efeknya, cukup parah. Berbagai sektor nyaris lumpuh. Jawa Timur termasuk yang terdampak cukup telak. Dengan kolaborasi yang dikonduktori Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Jawa Timur lebih cepat bangkit daripada daerah lain.

Jatim Bangkit bukan sekadar jargon. Tetapi berhasil diimplementasikan. Berikut wawancara wartawan Harian Disway Mohamad Nur Khotib dengan Gubernur Jawa Timur KHOFIFAH INDAR PARAWANSA.

---

Dari mana inspirasi Jatim Bangkit?

Itu berawal pada Oktober 2020 lalu. Saat itu kasus Covid-sempat melandai. Lalu saya diskusikan dengan beberapa teman. Bahwa harus ada sesuatu yang kita bangun, dorong, dan kuati. Yakni satu mekanisme supaya orang merasa ada new hope, harapan baru.

Waktu itu kami dapat penguatan dari Kedutaan Inggris. Tentang behavior science. Bagaimana mengubah perilaku masyarakat. Mengajak masyarakat agar disiplin memakai masker. Sebenarnya, cukup dua kata: pakai masker. Titik. Kira-kira begitu.

Maka, saya bilang lagi, dua kata apa yang memungkinkan jadi sumber inspirasi bagi kita semua. Dan resonansinya kita harap mampu mengalir ke semua sektor. Jatim Bangkit!

Bagaimana kemudian itu jadi tagline di semua daerah?

Setelah ketemu dua kata Jatim Bangkit itu, saya merekam sedikit video. Saya kirim ke grup bupati dan wali kota. Lalu, ada respons yang bagus dari mereka. Bahkan, di luar dugaan, Pak Pangdam dan Pak Kapolda juga merespons yang sangat bagus. Kemudian, ada yang mendesain gambar. Di situ ada foto bertiga: gubernur, pangdam, dan kapolda. Akhirnya foto bertiga ini hampir selalu ada di setiap Mapolres maupun Kodim logo Jatim Bangkit.

 

Jatim terlihat sangat solid. Apa resepnya?

Tentu ini sesuatu yang tidak mudah dicari di provinsi lain. Karena di provinsi lain tidak ada yang menggerakkan pangdam dan kapolda. Di mana mereka menjadi bagian dari satu kesatuan juga yang menggerakkan Jatim.

Apa yang Anda sampaikan kepada Forkompimda?

Setiap pergantian Pangdam, Kapolda, Pangkoarmada, Kajati, di antara yang selalu saya sampaikan adalah Jatim ini tidak boleh “batuk”. Kalau Jatim “batuk”, droplet-nya sampai ibu kota. Artinya bahwa suasana harus kondusif dan guyub rukun. Memang tidak mudah dan tidak ringan. Apalagi dalam suasana pandemi Covid-19 seperti yang kemarin. Tapi kita harus tetap bergandengan tangan. Maka Insya Allah yang berat akan jadi ringan.

Misalnya, vaksinasi itu. Di mana saja dan kapan saja, selagi memungkinkan, maka Kapolda, Pangdam, Pangkoarmada, dan Kajati selalu ikut. Jadi, ini 5 in 1, all in one.

GUBERNUR JATIM Khofifah Indar Parawansa saat sesi wawancara dengan Harian Disway, Jumat (8/10/2021). (Foto: Eko Suswantoro-Harian Disway)

 

Dan itu yang membuat hasil asesmen Jatim level 1?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: