Jatim Bangkit dengan Kolaborasi

Jatim Bangkit dengan Kolaborasi

Saya rasa hari ini memang sinergi dan kolaborasi itu harus menjadi keyword kita semua. Sehingga, kalau kita lihat hasilnya, Alhamdulillah baru Jatim yang asesmen situasi Covid-19 sudah level 1 se-Jawa Bali. Tidak boleh ada yang merasa ini karena saya. Tetapi hasil ini semata-mata karena kita bersama-sama.

Bagaimana kebangkitan ekonomi di Jatim?

Kita bersyukur bahwa triwulan II 2021, pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 7,05 persen. Menurut saya, ini sesuatu yang berkah dan luar biasa. Hasil dari seluruh kerja keras kita semua. Semangat, harapan, dan cita-cita yang sama. Untuk bangkit, untuk bangkit, untuk bangkit.

Komoditas apa yang meningkat?

Jadi dalam keadaan Covid-19, per Maret 2020, ternyata produksi padi kita tertinggi se-Indonesia. Maka, kemungkinan, kali pertama produksi padi Jatim melebihi Jateng. Itu terjadi justru saat pandemi. Beberapa provinsi lain kekurangan produksi secara signifikan. Jatim justru mengalami peningkatan signifikan. 

Apa yang dilakukan untuk mendongkrak produksi pangan?

Sinergisitas antara Pemprov dan Pemkab. Saya turun ke 10 daerah dengan penghasil padi terbesar. Tidak hanya rakor virtual saja. Saya juga turun, saya juga menanam. Saya ingatkan, ini nanti musim kemarau, ayo kita menanam. Artinya sinergi di antara Forkopimda tetap jalan, sinergi di antara Pemprov dan Pemkab/Pemkot juga jalan.

Strategi lain untuk ekonomi?

Kita punya dan bangun ekosistem untuk UMKM sekarang. Baru satu-satunya di Indonesia. Hanya BI (Bank Indonesia, Red) di Jatim yang punya rumah kurasi untuk UMKM. Kadin (Kamar Dagang Industri, Red) Jatim menjadi satu-satunya Kadin di Indonesia yang punya LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi, Red).

 Bagaimana kinerja ekosistem itu?

Ini dibangun ekosistem supaya bisa saling merajut satu sama lain. Misalnya, rumah kurasi untuk pasar ekspor. Produk-produk tertentu itu kan butuh standar kualitas yang terjamin. Kalau itu UMKM, maka quality control-nya gimana? Ya melalui rumah kurasi. Kemudian siapa kuratornya? Nah, baru ada sertifikasi itu dari Kadin. Dan Kadin Jatim menjadi satu-satunya yang punya LSP langsung dari BNSP. Inilah yang saya sebut ekosistem.

Termasuk Kawasan Industri Halal (KIH) Sidoarjo?

Nah, jadi ekosistem yang ada juga termasuk KIH. Indonesia penduduk muslim terbanyak di dunia. Tapi kita malah menjadi importer halal food terbesar di dunia. Mosok gak iso kita jadi eksporter halal food terbesar di dunia? Tahun 2030 ini, pasar market Asia Pasifik untuk produk halal sebesar 62 persen. Nah 2030 ini sudah besok. Jadi, memang KIH yang khusus untuk memfasilitasi UKM ya baru di Sidoarjo. Maka, kemarin Pak Wapres berkenan meninjau, saya senang sekali, karena sudah mulai beroperasi. Jadi, kemungkinan apapun yang bisa membuat sektor-sektor itu bisa tumbuh menjadi penting. Untuk terus di-create dengan modernisasi transformasi digital juga sebuah kebutuhan.

Bagaimana perkembangan digitalisasi sektor ekonomi di Jatim?

Saya selalu cerita di mana-mana bahwa Jack Ma bilang  99 persen UMKM will be online, 85 persen will be e-commerce, pada 2030 nanti. Setuju gak setuju kita harus sudah mentransformasikan digitalisasi sistem. Bank Jatim itu tak oprak-oprak. Belanja IT, belanja IT! Karena dulu belanja IT-nya itu hampir nggak ada. Saya bilang nggak mungkin milenial mau antre di bank, karena semua sudah pakai mobile banking, semua sudah digital sistem. Sudah mulai banyak pasar yang menggunakan retribusi melalui QR code Bank Jatim. Jadi Alhamdulillah, bukan hanya di Surabaya. Di Tuban, tukang becak sudah ada yang pakai QR Code. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: