Pariwisata Sumbang Rp 67 Triliun di Q2
JAWA Timur punya segudang destinasi wisata. Baik wisata alam, wisata budaya, atau wisata buatan. Total, ada 969 tujuan wisata di provinsi ini. Tak pelak, seharusnya Jatim selalu panen dari kekayaan turis itu.
Memang, banyak tempat wisata yang tutup semasa pandemi Covid-19. Sehingga, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pun terpengaruh.
Sebelum pandemi, pariwisata menyokong PDRB sebesar 6 persen. Tetapi, semasa pagebluk, kondisinya drop menjadi 5,64 persen.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, ada 367 agenda budaya dan wisata yang digarap oleh Pemprov Jatim selama 2019. Sedangkan pada 2020, ada 445 event yang direncanakan. Tetapi, wabah global membuat semuanya terganggu.
“Tapi ada beberapa yang akhirnya dilakukan. Itu juga dilakukan secara virtual. Kita saat ini juga sudah buat virtual tour sebanyak 33 kali untuk menambah daya tarik wisata. Lalu ada 14 short movie, sebagai bentuk upaya promosi di era pandemi,” kata Kepala Bidang (Kabid) Destinasi, Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim Susiati, kepada Harian Disway.
Karena itu, jumlah wisatawan pun drop. Sebab, aturan pemerintah membatasi semuanya. Untuk mencegah meluasnya wabah. Bandara dan akses menuju Jatim juga ditutup.
Sebenarnya, Jatim sangat diuntungkan karena diapit dua provinsi yang juga menjadi primadona pariwisata. Yakni, Yogyakarta dan Bali. “Wisatawan dari Yogyakarta yang mau Bali, atau sebaliknya, pasti lewat Jatim. Jadi, mereka akan singgah untuk menikmati destinasi wisata kita,” katanyi lagi.
Berdasar data dinas, jumlah wisatawan memang turun selama pandemi (lihat grafis). “Berpatokan dari PDRB Pariwisata 2019, pemasukan daerah dari pariwisata sekitar Rp 140 triliun. Tapi, di 2020 akhir, hanya sekitar Rp 129 triliun. Artinya ada penurunan yang terjadi. Yaitu sekitar 7,81 persen,” bebernyi.
Dia yakin, pariwisata Jatim akan kembali bangkit seiring turunnya penularan virus SARS-CoV-2. Bahkan, Susiati juga yakin akan muncul beragam destinasi wisata baru. Sebab, masih banyak potensi wisata alam di Jatim yang belum dimaksimalkan pemanfaatannya.
“Saat ini, yang masuk level 1 baru satu daerah. Ada lima daerah yang sudah level 2 dan sisanya level 3. Jadi, tempat wisata yang diperbolehkan buka hanya daerah yang sudah dikategorikan level 1 dan 2,” kata Susiati.
Dia memperkirakan bahwa orientasi ke depan masyarakat adalah wisata keluarga dan wisata alam. Ini lebih aman. Outdoor. Meminimalkan penularan Covid-19. Selain itu, masyarakat akan memilih tempat wisata yang dekat dari kediaman mereka.
“Masyarakat masih banyak yang takut beraktivitas dalam ruangan. Jadi, mereka akan lebih senang berkegiatan di luar ruangan,” ucap Susiati. Tempat wisata baru itu akan gampang bersaing dengan destinasi wisata yang lama.
Saat ini, pandemi mulai turun. Itu juga diimbangi masyarakat yang taat pada protokol kesehatan. Bahkan, menurut data Kementerian Kesehatan, sudah 48,44 persen masyarakat sudah menjalani vaksinasi dosis pertama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: