Angka Kemiskinan Ekstrem Jadi Pekerjaan Rumah
Jawa Timur mampu bangkit di masa pandemi Covid-19. Kini asesmen situasi Covid-19 dari Kemenkes berada di level 1. Namun ada satu pekerjaan rumah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Elestianto Dardak. Terkait dengan kemiskinan ekstrem di Jawa Timur.
Angka kemiskinan di Jatim selama pandemi Covid-19 sebenarnya turun sebesar 0,11 persen. Rinciannya, di pedesaan turun sekitar 33 ribu orang. Namun, kemiskinan di kota bertambah sekitar 20.800 orang. Kemiskinan di Jatim pada Maret 2021 tercatat 11.40 persen atau 4.572.730 jiwa.
Di antara jumlah itu, kemiskinan ekstrem mencapai 508.571 jiwa atau 265.280 keluarga. Mereka berada Kabupaten Probolinggo (114.250 jiwa), Bojonegoro (50.200 jiwa), Lamongan (87.620 jiwa), Bangkalan (123.490 jiwa), dan Sumenep (130.750 jiwa).
“Kemiskinan pedesaan di Jatim starting point nya memang tinggi. Jadi, kita harus bergerak lebih tajam lagi mengintervensi di pedesaan. Supaya kemiskinan pedesaan kita bisa turun lebih drastis,” ungkap Khofifah.
WAGUB Jatim Emil Elestianto Dardak saat wawancara dengan Harian Disway di rumah dinasnya (11/10/2021). (Foto: Eko Siswantoro-Harian Disway)
Indikator kemiskinan dari PBB yakni orang yang kemampuan belanjanya USD 1,9 atau Rp 27 ribu.. Catatannya, pengeluaran untuk rokok masyarakat Jatim ini sangat tinggi. Berada nomor dua setelah belanja beras. Kalau itu dihapus sudah pasti berpengaruh pada nilai pengeluaran per orang tiap harinya.
Khofifah mengatakan, sebetulnya ada beberapa hal lain dil uar nilai pengeluaran USD 1,9 tadi yang butuh diperhatikan. Misalnya listrik, air bersih, sanitasi, dan rumah layak huni. “Tiga hal ini harus diintervensi oleh pemkab dan pemprov. Mungkin juga dari pemerintah pusat karena dari Kemenko Perekonomian juga akan intervensi. Jadi artinya proses kebangkitan ini harus dimulai di semua lini oleh semua warga,” tandasnya.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak juga sepakat bahwa kebangkitan Jatim adalah hasil kerja sama seluruh pihak. Baik pemerintah maupun masyarakat. Sektor ekonomi, infrastruktur, dan pendidikan saat ini sudah mulai merangkak perlahan. Ekonomi Jatim kuartal II tumbuh sebesar 7,05 persen. Sektor pendidikan, hampir semua SMA/SMK menjalankan tatap muka. Bahkan, pembangunan proyek infrastruktur juga terus berjalan selama pandemi.
Namun, ia ingin meresapi semangat Jatim Bangkit di ulang tahun ke-76 ini. Terutama untuk pemulihan sektor ekonomi masyarakat. Namun, langkah untuk mencapainya harus diiringi dengan sikap waspada. Sebab, pandemi belum benar-benar selesai. “Kalau kita kalap, kemudian lepas semua, itu malah akan jadi bahaya,” jelasnya. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: