Jadwal Belajar Padat, Batasi Penggunaan Internet
PACET, Mojokerto, sering menjadi jujukan berlibur masyarakat kota sekitarnya. Banyak destinasi wisata alam yang bisa diakses. Daerah perbukitan di kaki Gunung Arjuno dan Gunung Penanggungan itu menyajikan panorama yang indah. Banyaknya pepohonan membuat suasana makin rindang. Tentu juga suhu dingin pegunungan. Saat pukul 2 siang saja suhu di sana masih di angka 23 derajat Celsius. Sangat sejuk.
Barangkali dua kombinasi variabel itulah yang menjadikan suasana kehidupan masyarakat setempat terasa adem ayem. Kondisi itu pula yang membuat santri-santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah meraih banyak prestasi. Baik akademis maupun nonakademis. Mulai tingkat nasional hingga internasional.
Lingkungan yang tenang tanpa berisik suara kendaraan adalah anugerah. Yakni, menciptakan suasana belajar yang kondusif. Para santri pun bisa kian fokus. Tapi, tak hanya faktor itu. Sistem belajar juga tak kalah penting.
”Anak-anak di sini jadwal belajarnya padat. Dari bangun tidur sampai tidur lagi, ya belajar terus,” kata Miftakhul Ulum, salah seorang guru ngaji para santri Madrasah Berstandar Internasional (MBI) Pondok Pesantren Amanatul Ummah.
Ponpes Amanatul Ummah memiliki setidaknya empat lembaga pendidikan. Ada SMP Berbasis Pesantren, SMA Berbasis Pesantren, MTs Unggulan, dan yang menjadi adalan adalah MBI Ammanatul Ummah.
Kegiatan santri asuhan KH Asep Syaifudin itu memang sangat padat. Sejak pukul 03.00 mereka sudah bangun. Seluruh santri Amanatul Ummah berkumpul di masjid. Mendirikan salat malam hingga Subuh secara berjamaah.
Setelah itu, mereka menyiapkan diri untuk belajar di jenjang sekolah masing-masing. Dari pukul setengah 8 pagi hingga 1 siang.
”Sepulang belajar formal, mereka biasanya duduk di halaman depan masjid. Ambil laptop di loker, lalu browsing internet,” jelas Ulum.
Santri MBI tidak bisa bebas begitu saja untuk memakai laptop dan gadget. Meski laptop milik santri sendiri, yayasan hanya memperbolehkan pemakaian pada waktu tertentu. Alasannya jelas: biar internet tidak menyita waktu belajar mereka.
Internet benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan yang mendorong cita-cita mereka. Misalnya, sepulang sekolah saat berkumpul di depan halaman masjid. Para santri boleh mengakses internet sembari menunggu azan salat Asar.
Setelah itu, kegiatannya full mengaji hingga pukul 21.00. Lalu, menyiapkan materi belajar formal. Kemudian, istirahat sampai bangun lagi pukul 3 dini hari. Begitu seterusnya.
Penggunaan internet memang dibatasi. Santri hanya boleh mengakses untuk keperluan tertentu. Misalnya, yang kelas X dan XI MBI mengakses informasi lomba-lomba maupun Olimpiade. Sedangkan yang kelas XII fokus mencari informasi perguruan tinggi favorit mereka.
Tepat guna internet seperti itu sangat ampuh memotivasi para santri MBI Amanatul Ummah. Mendekatkan mereka kepada cita-cita.
”Saya tertarik mondok di sini karena banyak santri yang berprestasi. Saat itu ada sekitar 200 santri yang punya prestasi nasional dan internasional. Saya juga pengin seperti itu, akhirnya memilih mondok. Dan alhamdulillah keterima,” kata Ilham Wardana, seorang santri MBI yang saat ini sedang duduk di kelas XI jurusan IPA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: