Jadwal Belajar Padat, Batasi Penggunaan Internet

Jadwal Belajar Padat, Batasi Penggunaan Internet

Jadi, Ilham mondok di Amanatul Ummah atas keputusannya sendiri. Tidak diintervensi orang tua. Sebab, jenjang pendidikan yang ditempuh sebelumnya juga tidak dari pesantren. Ia lulusan sekolah formal. Yakni, SMPN 1 Krian, Sidoarjo. ”Saya memang minat atas kemauan sendiri,” tandasnya.

Santri MBI Amanatul Ummah membaca berita Mading Havara usai melaksanakan sholat maghrib berjamaah. (Foto: Rizal Hanafi)

Ucapan Ilham soal prestasi itu terbukti dengan ratusan piala yang terpajang. Semuanya tertata rapi di lemari kaca di teras dekat ruang tata usaha. Saking banyaknya, puluhan piala ditaruh di ruang khusus bagian belakang. Piala-piala itu hasil belajar dan kerja keras para santri. Menjadi juara berbagai lomba, Olimpiade, maupun kejuaraan antar pelajar.

Prestasi yang tidak kelihatan juga tak kalah gemilang. MBI bahkan terkenal dengan banyaknya alumnus yang diterima di kampus luar negeri. Di antaranya, Mesir, Sudan, Rusia, Eropa, dan Amerika Serikat. ”Tahun lalu 15 santri kami diterima di universitas di Rusia,” ujar Kabag Kesiswaan M. Miftachul Huda.

Yang paling banyak, kata Huda, diterima di kampus-kampus di Timur Tengah. Sebab, MBI menyediakan kelas fashul khos. Yakni, kelas khusus pembinaan bagi santri yang ingin lanjut pendidikan ke Timur Tengah.

Lalu, bagaimana dengan santri yang ingin ke berbagai negara di Eropa?

Juga, disediakan pembinaan khusus. Yang paling penting dipersiapkan adalah bahasa. Dengan demikian, MBI Amanatul Ummah mendatangkan ahli bahasa negara tujuan. Misalnya, memberikan pembelajaran dasar-dasar bahasa selama dua bulan.

Para santri juga dihubungkan dengan alumnus yang sudah berhasil diterima di perguruan tinggi di luar negeri. Dari situlah, kebutuhan informasi tentang kampus tujuan mereka bisa dipenuhi secepatnya.

Organisasi sekolah MBI Amanatul Ummah juga memiliki daya tarik sendiri. Tentu dengan berbagai prestasinya. Pertama, Wahana Inspirasi Santri Amanatul Ummah (Wisnu). Setara dengan organisasi siswa intra sekolah (OSIS) di sekolah-sekolah formal.

Penjabat-penjabat Wisnu diberi istilah setara organisasi negara. Dari presiden hingga kementerian. Kedua, organisasi Pramuka Ambalan Nurul Ummah. Prestasinya pernah mengikuti jambore ke Australia pada 2019.

Ketiga, ada jurnalistik santri bernama Havara. Yang rutin menerbitkan halaman untuk majalah dinding (mading) setiap dua hari sekali. Keempat, ada Lembaga Pengembangan Bahasa (Lapensa). Yakni, semacam ekstrakurikuler untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing. Terakhir, ada Brigade Kedisiplinan Santri (BKS) yang bertugas membantu kedisiplinan pada kegiatan-kegiatan MBI.

Semua organisasi tersebut berhasil menarik minat anak muda untuk nyantri di MBI Amanatul Ummah. Tak hanya datang dari Jawa Timur, bahkan luar Pulau Jawa. Salah satunya, Zahid yang baru duduk di bangku kelas X.

”Saya sangat tertarik pada organisasi itu karena banyak prestasinya. Makanya, saya berani datang jauh-jauh untuk nyantri di sini,” ujar lulusan Ponpes Nurul Ulum, Aceh Timur, itu. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: