Manusia Ditumbuhkan dari Tanah Bumi

Manusia Ditumbuhkan dari Tanah Bumi

Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air. Maka, sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya. Dan sebagian berjalan dengan dua kaki. Sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. An-Nur: 45)

Bahkan, bukan hanya manusia dan hewan. Melainkan seluruh makhluk yang hidup diciptakan Allah dari air.

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka, mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Q.S. Al-Anbiya: 30)

Ayat itu makin menegaskan bahwa penciptaan makhluk hidup dari suatu bahan tertentu tidak bisa serta-merta dipahami secara sederhana.

Dalam hal tanah yang disaripatikan itu, Al-Qur’an memberikan penjelasan yang lebih terperinci di sejumlah ayat. Bahwa, setelah disaripatikan itu, manusia kemudian diproses di dalam rahim.

Mulai dari bentuk nutfah alias sperma dan ovum. Kemudian, menjadi gumpalan seperti darah yang disebut alaqah. Menjadi gumpalan daging –mudghah. Lantas, diberi tulang belulang dan otot. Akhirnya, terlahir sebagai makhluk manusia yang lain sama sekali dibandingkan dengan asal-usulnya: tanah.

Q.S. Al-Mukminun: 12–14

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani di dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan gumpalan seperti darah. Lalu, gumpalan itu Kami jadikan segumpal daging. Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”

Demikian pula di ayat berikut ini. Allah menginformasikan tanah turab sebagai bahan baku tubuh manusia pun diproses terlebih dahulu di dalam rahim. Sehingga akhirnya terlahir sebagai bayi manusia.

 Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah (turab). Kemudian dari setetes mani, kemudian dari gumpalam seperti darah. Kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna. Agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan di dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan. Kemudian, Kami keluarkan kamu sebagai bayi.” (Q.S. Al-Hajj: 5)

Semua proses penciptaan manusia, mulai tanah sampai menjadi bayi yang terlahir dari rahim ibunya itu, disebut sebagai ”menciptakan manusia dengan cara menumbuhkan dari tanah”. Sebagaimana diungkapkan ayat berikut ini.

Dan Allah menumbuhkan kamu semua dari tanah dengan sebaik-baiknya. Kemudian, Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah (dalam kubur). Dan mengeluarkan kamu (darinya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.” (Q.S. Nuh: 17-18)

Dengan demikian, ketika Allah menginformasikan bahwa Adam pun diciptakan dari tanah turab, pemahamannya tidak serta-merta digambarkan berupa tanah yang dibentuk menjadi semacam patung. Dan diucapi ”kun”. Langsung menjadi manusia dewasa.

Melainkan, melewati sebuah proses panjang. Yang dijelaskan oleh berbagai ayat. Sebagai suatu proses yang sangat kompleks. Yang hanya bisa dilakukan Allah Sang Maha Pencipta. Yang Maha Sempurna. Lagi Maha Bijaksana …

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah (turab), kemudian berfirman kepadanya: Jadilah, maka jadilah dia. (Q.S. Ali Imran: 59)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: