Ponpes, Lembaga Pendidikan Tertua yang Tak Lekang Zaman

Ponpes, Lembaga Pendidikan Tertua yang Tak Lekang Zaman

PERINGATAN Hari Santri yang ke-7 jatuh pada hari ini. Kemarin (21/10) Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin melakukan kunjungan kerja ke Situbondo dan Banyuwangi. Didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Wapres bersama rombongan disambut Forkopimda Jatim di Bandara Internasional Banyuwangi. Lalu, melanjutkan perjalanan dengan menggunakan helikopter menuju Kabupaten Situbondo. Agenda pertama, meninjau vaksinasi di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Desa Sumberejo.

Ma’ruf juga memantau vaksinasi massal se-Kabupaten Situbondo via konferensi video. Ia mengingatkan masyarakat agar tetap waspada meski kasus Covid-19 melandai. Sebab, lonjakan ketiga masih sangat memungkinkan terjadi. ”Untuk itu, kita harus tetap menjaga protokol kesehatan dan terus meningkatkan capaian vaksinasi,” jelasnya.

Setelah itu, Wapres dan gubernur berziarah ke makam pahlawan nasional KHR As’ad Syamsul Arifin. Kemudian, menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka wisuda ke-30 Universitas Ibrahimy.

Dalam orasinya, Ma’ruf menegaskan bahwa pesantren merupakan satu pilar strategis untuk mewujudkan generasi emas Indonesia. Mengingat, pesantren telah lama memiliki hubungan yang kuat dengan sejarah berdirinya Indonesia.

Apalagi, ada tiga fungsi utama pesantren yang termaktub dalam Pasal 4 UU No 18 Tahun 2019. Yakni, pesantren merupakan pusat pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. ”Selain itu, pesantren merupakan model pendidikan tertua di Indonesia. Sistem pendidikannya tidak lekang oleh zaman,” ungkap Ma’ruf.

Tentu juga memberikan kontribusi besar dalam membangun bangsa. Dari berbagai aspek seperti ekonomi, sosial, budaya, moral, dan akhlak. ”Apresiasi yang tinggi saya berikan kepada jajaran pemimpin, para kiai, pengajar, hingga pengurus Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah atas dedikasi yang telah diberikan,” katanya.

Ia berharap Universitas Ibrahimy mampu menjadi lembaga pendidikan berbasis agama yang mampu menerapkan nilai-nilai moderat (wasathy). Dengan begitu, para peserta didik maupun lulusan bisa beradaptasi dengan kemajemukan masyarakat. Yang penting lainnya, harus tertanam sikap tasamuh dalam diri mereka.

”Agar memiliki sikap toleransi, empati, sosialisasi dalam pergaulan dengan penuh kedamaian,” jelas Ma’ruf.

Ia juga mengajak seluruh civitas academica Universitas Ibrahimy dan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah turut dalam menanggulangi dampak pandemi Covid-19.

Sebab, keberhasilan penanganan pandemi adalah tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: