Tak Kapok Pengalaman Buruk
Rike Saputri kala berhasil menaklukkan Gunung Merbabu pada 2017. Di sana, ia serasa melihat negeri di atas awan. (Rike Saputri untuk Harian Disway)
Sudah belasan gunung dan pantai yang dijelajahi. Mulai Gede Pangrango, Semeru, Rinjani, Salak, Merbabu, Lawu, Buthak, Kelud, Arjuno, Ijen, Bromo, Kapur, Batu Jonggol, Munara, dan lain sebagainya. Pernah pula main ke perkampungan Baduy dan Suku Sasak.
”Saya biasanya ke sana bersama teman-teman. Jadi sudah ada sahabat atau kelompok yang memang sukanya jalan bareng. Tapi memang mayoritas cowok. Mereka pun sadar kalau ada perempuan di dalam grup. Jadi sudah mengerti harus ngapain. Sampai saat ini, tidak ada masalah apa pun,” sebutnya.
Ketika sedang dalam perjalanan, dirinya turut terbuka buat mengobrol bareng orang-orang di lokasi. Tak jarang perkenalan itu berlanjut ke dunia sosial. Terlebih kalau berasal dari daerah sama. Ini bermanfaat memberi perluasan relasi sehingga membuka kesempatan dalam bekerja.
Rata-rata, durasi ke gunung kurang lebih dua hari sampai seminggu. Itu belum termasuk durasi perjalanan. Namun, Rike membuka kenangan tentang dua minggu berada di Ranu Kumbolo. Sebuah danau di atas gunung Semeru yang naik daun sejak fillm ’5 Cm’ booming.
Grup yang dipandu Rike Saputri ke Ranu Kumbolo pada 2015 menjadi salah satu momen yang paling diingatnya. (Rike Saputri untuk Harian Disway)
Kejadian itu terjadi pada 17 Agustus 2015. Dia mendapatkan tugas memandu tamu dari Semarang dan Surabaya. Satu rombongan berjumlah 12 orang. ”Ini adalah rombongan terbesar saya sebagai pemandu pendakian gunung. Awalnya sempat ragu. Tapi saya sikat saja meskipun perjalanannya cukup lama,” terangnya.
Pasalnya ada salah satu personel yang cedera. Belum lagi ada sekelompok pendaki lain yang hilang. Mereka dilaporkan keluar dari jalur pendakian. Dua hal tersebut membuat suasana jadi cenderung menegangkan. Rikelah bertugas memastikan keselamatan para anggota rombongan.
”Karena keterbatasan gerak, kami terpaksa lebih lama tinggal di gunung. Termasuk mencari bantuan kepada tim penyelamat karena salah satu dari yang hilang itu adalah teman kami,” paparnya.
Keadaan makin menegangkan karena waktu itu banyak sekali orang ke Ranu Kumbolo. Tapi di sisi lain, teman yang cedera jadi lebih mudah mendapatkan penanganan. Beruntung, logistik bagi ke-12 orang tersebut sangat cukup.
Meskipun harus menghemat agar cukup sampai hari terakhir. Mereka semua turun setelah teman yang hilang tersebut berhasil ditemukan tim pencari. Serta kondisi member yang cedera sudah mulai membaik dan dapat diajak jalan agak jauh serta berat.
Mengalami kejadian buruk itu tak membuat Rike kapok. Dia justru menjadikannya sebagai pelajaran agar punya lebih banyak persiapan di masa mendatang. Termasuk mengetahui kesiapan diri jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
Pun dengan menyiapkan kondisi fisik sebelum berangkat. Karena di gunung semua bergantung pada diri sendiri. ”Kalau memutuskan jalan-jalan ke alam, harus paham dulu kondisinya di sana seperti apa. Bisa melihat review dari YouTube atau internet,” ungkapnya.
”Jangan lupa tanya sama mereka yang sudah pernah ke sana. Karena keadaan di alam benar-benar jauh berbeda. Jangan tergiur sama keindahan foto di media sosial. Menurut saya, kejadian buruk biasanya terjadi karena kelalaian atau kurang persiapan,” pungkasnya. (Ajib Syahrian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: