Wedang Uwuh Tuan Kribo untuk Jaga Daya Tahan Tubuh
Pandemi Covid-19 memang sudah mereda. Namun, daya tahan tubuh tetap menjadi hal yang begitu penting untuk dijaga. Bisa dengan vitamin, atau minuman herbal berkhasiat. Seperti wedang uwuh ala Kus Sumartono.
DI JAWA, ada berbagai jenis makanan dan minuman herbal. Semuanya berasal dari kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang. Salah satunya adalah wedang uwuh.
Dulu, wedang uwuh dipandang sebelah mata. Karena kalau dari namanya, uwuh berarti sampah dalam bahasa Jawa. Tapi, karena khasiatnya sudah terbukti, minuman ini makin banyak dicari. Sensasinya hangat. Enak diminum di tengah cuaca dingin.
Wedang uwuh berasal dari Jogjakarta. Bentuknya terdiri dari berbagai macam dedaunan yang telah dikeringkan dan dicampur menjadi satu. Cara penyajiannya, tinggal ditaruh dalam gelas. Lalu dituangi air hangat. Sekilas, tampilannya memang mirip tumpukan sampah daun-daun kering.
Khasiat dan kelezatan wedang uwuh yang terkenal itu membuat Kus Sumartono tertarik mengemas bahan-bahan wedang uwuh. Menurutnya, selama pandemi ini, wedang uwuh buatannya makin banyak dicari. ’’Saya memulainya sejak 2017. Dulunya sinom dan temulawak. Namun ternyata tidak tahan lama,’’ ujar Kus.
Wedang uwuh ala Kus terdiri dari daun pala, daun kayu manis, kayu secang, daun cengkeh, jahe, dan gula batu. Ada juga yang memakai daun kapulaga, serai, dan bunga lawang. ’’Sebagian besar bahannya saya beli dari berbagai daerah di Jawa Tengah,’’ ungkap alumnus ilmu informasi dan perpustakaan Universitas Airlangga itu.
Salah satu bahan wedang uwuh, misalnya daun cengkeh dan daun pala, ia beli dari Banyumas. Kayu secang dan daun kayu manis dibeli dari Solo. Cengkehnya dari Madiun. Sedangkan gula batu angleng dari dari Yogyakarta. ’’Bahan-bahan itu cukup sulit ditemukan di Surabaya. Kalaupun ada, harganya mahal,’’ ungkap pria 33 tahun itu.
Selain karena lebih murah, ia membeli bahan dari berbagai daerah karena kualitasnya sudah paten. Misalnya, gula batu angleng. Yang terbaik memang berasal dari Jogja. Mutu bahan berpengaruh terhadap rasa wedang uwuh buatannya.
Kus menamakan usaha minuman herbalnya Tuan Kribo. Alasannya, karena ia memang dulunya berambut kribo dan penggemar gitaris Jimi Hendrix. Karakter rambutnya itu begitu melekat dengan dirinya.
Ia mengemas produknya dalam tiga varian, yakni kemasan plastik tanpa jahe, kemasan besek dengan jahe, dan kemasan hampers yang lengkap dengan mug blirik khas Jawa sebagai bingkisan. ’’Hanya saja dalam wedang uwuh kemasan plastik, tidak disertakan jahe,’’ ungkap Bapak satu anak itu.
Jahe, menurutnya tidak tahan lama. Hanya tahan sekitar seminggu saja. Bisa saja ia memakai jahe kering. Namun kualitas rasanya akan berbeda dengan jahe segar. Kalau ingin menikmati wedang uwuh Tuan Kribo dan kepingin pakai jahe, tinggal memotong jahe seukuran ibu jari. Tambahkan ke dalam gelas.
Jika semua bahan sudah diletakkan dalam gelas, tinggal merebus air panas. Setelah mendidih, tuangkan dalam gelas. Air akan berubah menjadi merah. Tidak perlu ditambahkan gula. Karena sudah ada gula batu angleng di dalamnya.
’’Wedang uwuh di Jawa Tengah menyertakan daun kapulaga dan bunga lawang. Tapi saya tidak,’’ ungkapnya. Kapulaga dan bunga lawang cenderung membuat aroma dan rasa rempah menjadi sangat tajam. Rasanya pun menjadi pedas rempah dan menusuk hidung. Belum tentu semua suka. Menurut Kus, cengkeh dan kayu manis saja sudah cukup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: