HOL, Film tentang Sosok Setia Kawan
SOSOK Herman O. Lantang cukup akrab di kalangan pencinta alam. Apalagi di kalangan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia (UI). Sabtu (24/10), Elang Bayu Production menggelar nonton bareng (nobar) film dokumenter terkait kisah Herman. Judulnya: HOL.
Acara nobar itu digelar di kantor Harian Disway. Pesertanya berasal dari berbagai kalangan. Mulai mahasiswa, kalangan pencinta alam, sampai masyarakat umum.
Sutradara film HOL, Ressy Elang Andrian, mengatakan bahwa film itu didedikasikan khusus untuk Herman. Ia mengatakan, selama ini Herman hanya dikenal sebagai pendiri Mapala UI. Atau sebatas sahabat Soe Hok Gie, salah satu tokoh pergerakan mahasiswa era 1966. Padahal banyak sisi tersembunyi yang bisa dipelajari dari Herman.
Ressy mengenal Herman saat pembuatan film Hawa Mahameru. Ketika itu, Herman adalah salah satu narasumber yang menjelaskan tentang Gunung Semeru. Dari situ, awal mula kedekatan Herman dan Ressy.
Menurutnya Herman memiliki pribadi yang menarik. ”Opa Herman ternyata sosok yang setia kawan. disiplin dan baik hati. Sisi seperti ini yang seharusnya diketahui orang-orang,” ujar laki-laki asal Jakarta itu.
Pembuatan HOL memakan waktu tiga tahun. Pada 2018, Ressy melakukan riset mengenai Herman. Kemudian pada 2019, film itu mulai digarap. Seharusnya, tahun lalu HOL sudah bisa ditayangkan. Tetapi, pandemi membatalkannya.
Sayangnya, sebelum film itu tayang, Herman dipanggil Tuhan pada Maret. Ressy cukup terpukul mendengar kabar meninggalnya tokoh utama film itu. ”Bahkan saya berpikir lebih baik dilanjutkan tayang atau tidak ya film ini. Sebab, tokohnya sudah meninggal,” kata laki-laki 43 tahun itu.
Meski sempat dilanda kebimbangan, Ressy akhirnya memutuskan untuk tetap menayangkan film tersebut. Ia menambah beberapa scene baru. Yakni upacara kematian Herman. Yang sebelumnya tidak ada dalam film dokumenter itu.
Setelah adegan ditambah, ia mulai menayangkan film HOL. Rencananya film tersebut akan ditayangkan dari kota ke daerah lain. Pada Sabtu (24/10), ia menayangkan film lima kali di Surabaya. Minggu (24/10), film itu mampir di Kota Malang.
SUASANA NONTON BARENG film HOL di kantor redaksi Harian Disway.
(Foto: EKO SUSWANTORO-HARIAN DISWAY)
Sahabat Herman, Syamsirwan, ikut menonton pemutaran film HOL di Harian Disway. Ia mengatakan Herman memiliki kesetiakawanan yang tinggi. Hampir setiap kali naik gunung, Herman yang mendanai segala keperluan.
Bahkan saat Soe Hok Gie meninggal di Gunung Semeru, Herman yang menjaga jenazah Gie sampai bantuan datang. ”Sosok seperti ini yang perlu diteladani,” ungkapnya.
Bagi Syamsirwan, Herman merupakan sosok yang sangat detail terhadap segala hal. Selalu memimpin dalam setiap ekspedisi”Tapi Herman kikuk dengan perempuan. Ia sangat pemalu dengan perempuan. Bahkan istrinya didapat karena dicomblangin,” kelakar laki-laki yang akrab disapa Ichien itu. (Andre Bakhtiar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: