Festival Tunanetra Mengaji

Festival Tunanetra Mengaji

Masjid Baitul Muslim Surabaya ramai sejak pagi, kemarin (24/10). Dipenuhi para tunanetra dan pendamping mereka. Ya.., Komunitas Kawan Netra menggelar Festival Tunanetra Mengaji di sana.

Tersedia empat stan di halaman tengah masjid. Masing-masing diisi guru mengaji dengan huruf braille hijaiyah yang juga tunanetra. Mereka siap menerima siapa saja peserta yang ingin belajar membaca.

“Saya belajar braille hijaiyah ini sejak kelas 3 SD. Ngajarnya baru tahun 2017 lalu,” kata Muhammad Ismail, seorang guru ngaji di stan Alif, seusai mengajari peserta terakhir. 

Ia memangku tas hitamnya berisi dua kitab braille. Masing-masing kitab terdiri dari satu juz Al-Qur’an.

Festival Tunanetra Mengaji itu tak hanya menyediakan fasilitas belajar membaca saja. Tetapi juga kegiatan dan perlombaan lain. Seperti sambung ayat, kumandang azan, dan menulis braille hijaiyah.

“Ini festival pertama yang kami selenggarakan. Pesertanya sekitar 200 orang. Baik dari Surabaya, Gresik, maupun Sidoarjo,” kata Ketua Kawan Netra Surabaya Gusti Hamdan.

Festival dilatarbelakangi hal yang cukup mendesak. Yakni sebagian besar disabilitas netra di Surabaya belum bisa membaca Alquran braille. Sebab, tidak semua dari mereka mengalami disabilitas sejak lahir. Sehingga belum sempat mengenyam pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB).

Menurutnya, jumlah disabilitas netra yang bisa membaca Alquran braille sangat rendah.

Tidak lebih dari 5 persen jumlah penyandang disabilitas netra di Indonesia. Selain itu, minat membaca juga rendah. Sebab, kata Gusti, sejauh ini mereka lebih mengandalkan media audio.

“Budaya membaca dan menulis braille Hijaiyah menjadi turun drastis. Jadi ini bagian dari upaya kami memberantas buta braille Hijaiyah tersebut,” jelasnya.

Sebelumnya, Kawan Netra telah mengadakan kegiatan Pelatihan Guru Quran Braille pada tanggal 27-31 Maret 2021. Tujuannya untuk menambah jumlah guru ngaji Quran braille. Kemudian, mengadakan kegiatan belajar mengaji Quran braille pada periode awal Juni - akhir September 2021.

Acara ini akan diagendakan secara konsisten. Targetnya, tuna netra Surabaya bebas buta huruf hijaiyah braille pada 2022. “Itu target kami. Semoga bisa tetap istiqomah. Harapan kami, acara ini juga bisa terselenggara di kota-kota sekitar Surabaya,” tandasnya. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: