Dugaan Korupsi WC di Bekasi

Dugaan Korupsi WC di Bekasi

Pembangunan 488 toilet sekolah di Bekasi diselidiki KPK. Wakil Ketua KPK Alexander Marwata kepada pers Selasa (26/10) mengatakan, ”Masih penyelidikan. Belum pro justicia.”

-------------

Padahal, laporan masyarakat sudah di 15 Desember 2020 (hampir setahun lalu). Sampai ratusan guru berdemo ke depan kantor KPK di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, 11 Januari 2021.

Setelah itu, tak terdengar kabarnya lagi. Semua pihak diam. Sepi.

Tahu-tahu, kini akan dilidik (penyelidikan). Belum sampai sidik (penyidikan). Belum pro justicia.

Alexander Marwata: "Sejauh ini masih penyelidikan. Kita mengundang para pihak yang diduga mengetahui itu untuk dimintai keterangan, diklarifikasi.”

 

DIDUGA, LAPORAN NYANGKUT

Pada 11 Januari 2021, pihak KPK menyatakan sudah menerima laporan masyarakat tentang pembangunan 488 toilet di beberapa sekolah negeri di Bekasi. Total biaya Rp 96,8 miliar. Perincian toilet ukuran 3,5 x 3,6 meter menelan biaya Rp 196 juta per toilet.

Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri kepada wartawan Senin (11 Januari 2021) mengatakan:

"Terhadap setiap laporan masyarakat, tentu KPK akan melakukan langkah-langkah analisis lebih lanjut. Dengan lebih dahulu melakukan verifikasi mendalam terhadap data yang diterima."

Dilanjut: "Akan dilakukan telaah dan kajian terhadap informasi dan data tersebut."

Dilanjut: "Apabila dari hasil telaah dan kajian memang ditemukan adanya indikasi peristiwa pidana, tidak menutup kemungkinan KPK tentu akan melakukan langkah-langkah berikutnya sebagaimana hukum yang berlaku."

Jadi, 11 Januari 2020 masih ditelaah. Hasil telaah belum diumumkan. Sampai muncul pernyataan Alexander Marwata, bahwa kasus itu akan dilidik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: