Developer Tawarkan Free BPHTB
BERBAGAI stimulus menjadi iming-iming bagi calon pembeli rumah. Seperti yang terlihat pada pameran perumahan di Lippo Plaza, Sidoarjo. Yang gencar ditawarkan adalah free Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga free Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Jade Development termasuk yang menawarkan free BPHTB. Ada tiga proyek yang sedang dibangun. Jade Sudimoro, Jade Sidorejo, dan Jade Hamlet. Staf Sales Jade Sudimoro Muayadah menjelaskan tinggal 250 unit rumah yang dijual. Awalnya Jade Sudimoro menyediakan 600 unit.
Free BPHTB yang ditawarkan menjadikan rumah mereka laris. Kebijakan itu dikeluarkan oleh developer. Bukan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo. Kondisi ini berbeda dengan Surabaya. Pemerintah kota Surabaya memberikan diskon BPHTB sebesar 50 persen. Sehingga penjualan perumahan bisa bergairah kembali.
Bagi Muayadah, bila ada diskon BPHTB dari Pemkab Sidoarjo, developer bakal lebih diuntungkan. Kelas menengah menjadi pangsa pasar utama Jade. Ukuran rumahnya juga tidak terlalu besar, yakni tipe 6x12.
”Kamar 2-3 biasanya banyak dicari. Kebanyakan anak muda yang beli rumah tersebut. Atau keluarga yang baru menikah,” ungkap perempuan 51 tahun itu.
PENGUNJUNG stan perumahan Jade Sidoarjo. (Foto: Eko Suswantoro-Harian Disway)
Harga properti cepat sekali naik. Pada tahun 2017, Jade Sidorejo menjual rumah seharga Rp 300 jutaan. Kini sudah mencapai Rp 400 jutaan dengan ukuran yang sama. Properti masih menjadi investasi yang menggiurkan. Maklum tiap tahun harga tanah selalu naik.
Sedangkan Staf Sales Pondok Nirwana Anggaswangi Eko Sri Purwanti menjelaskan free BPHTB sangat mendongkrak penjualan rumahnya. Apalagi ditambah insentif free PPN dari pemerintah. Menurutnyi sekarang merupakan waktu yang tepat untuk investasi rumah. Karena banyak potongan yang diberikan.
Ipung sapaan akrab Eko Sri Purwanti mengatakan, rumah yang dijualnyi tinggal kluster depan. Sekitar 30 unit yang tersisa. Pangsa pasarnya juga sama dengan Jade Sudimoro. Sedangkan range harga dimulai dari Rp 400 jutaan. ”Kluster belakang sudah habis,” ungkap perempuan 46 tahun itu.
Calon pembeli rumah, kata Ipung, wajib memperhatikan prospek pengembangan lokasi perumahan yang dibelinya. Juga kemudahan akses. Selain itu, calon pembeli perlu memperhatikan fasilitas pemakaman.
Tidak sedikit pembeli yang kecewa bila perumahan tidak menyediakan lahan makam. ”Biasanya permasalahan itu bisa berujung demo,” ujarnyi. (Andre Bakhtiar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: