Banjir Batu, Gubernur Perintahkan Evaluasi Total
GEMURUH air yang datang Kamis sore itu benar-benar tidak diduga warga lima desa di Kota Batu. Kali Mati yang selama ini tenang tiba-tiba meluap. Sebanyak 145 jiwa kehilangan tempat tinggal. Rumah mereka terendam lumpur. Ada juga yang rusak parah. Pepohonan, batu, lumpur, mobil, dan hewan ternak berserakan di sepanjang sungai.
Anjing pelacak mulai diterjunkan kemarin. Petugas gabungan mencari dua orang yang masih belum ketemu. Mereka adalah warga Desa Bulukerto: Tokip yang usianya 58 tahun dan Arif 30 Tahun.
Tujuh orang ditemukan tak bernyawa. Mereka adalah Wiji (55), Sarif (60), Feri (30), Alverta (3,5). Semuanya warga Desa Bulukerto. Ada juga Wakri (54) warga Desa Giripurno, Adi Wibowo (40) warga Jl Kartini Kota Batu, dan terakhir ditemukan adakan Feri warga Dusun Cangar, Desa Bulukerto.
Hanya ada 10 jiwa yang diungsikan. Sementara ratusan orang lainnya ditampung di rumah saudara atau tetangga. Selain merusak rumah, banjir juga menghanyutkan lima kandang ternak, 10 ekor sapi dan 13 ekor kambing hanyut. Sebanyak tiga mobil, enam sepeda motor, dan 30 sepeda rusak. Sawah warga juga terendam lumpur.
"Kecepatan untuk melakukan pembersihan sampah sangat penting. Ini bertujuan untuk mempercepat proses evakuasi. Karena lumpur yang bercampur material akan cepat padat," ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat meninjau ke lokasi banjir kemarin.
Agar tidak terulang lagi, Khofifah memerintahkan jajarannya melakukan pengecekan saluran air, normalisasi sungai, pembuatan bronjong di bantaran sungai, dan penanam pohon tegakan. "Seperti diketahui, sungai yang dilalui banjir bandang ini hanya sungai kecil yang jarang-jarang dilewati air. Sehingga ini menjadi evaluasi bagi kami terhadap hunian yang ada di bantaran sungai," lanjutnya.
Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu menyebutkan, total petugas yang diterjunkan untuk mempercepat proses evakuasi mencapai 1.300 orang. Rinciannya 600 personel TNI, 200 personel Polri, dan 500 personel dari BPBD dan relawan. "Selain melakukan evakuasi di titik terparah, tim juga sedang melakukan penelusuran di sungai Brantas untuk proses pencarian korban hanyut," jelasnya.
Warga setempat, Kustaji, mengatakan, banjir bandang itu merupakan yang pertama kali terjadi di daerahnya. Bagi warga sekitar, Kali Mati tidak selalu dialiri air. Sama seperti julukannya.
"Aliran sungai ini berasal dari Putuk Tritih yang berada di lereng Gunung Arjuno,” kata pria 60 tahun itu saat ditemui kemarin. Sehari-hari sungai itu difungsikan untuk mengairi persawahan dan kebun warga.
Namun hujan dari pukul 14.00 hingga 16.00 terlampau deras. Kali Mati tak mampu menampung debit air. Tim gabungan menemukan tujuh warga dalam keadaan tewas. Hewan ternak terseret arus. Dua jembatan penghubung antar desa jebol. Sebanyak 23 rumah rusak parah akibat bencana itu. (Ananto Wibowo/Salman Muhiddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: