Kartu Kuning Mafia Bola

Kartu Kuning Mafia Bola

Cerita memburu mafia terbesar terjadi pada 1998. Letusan awal di rakernas PSSI. Manajer Pesikab Kabupaten Bandung Endang Sobarna mengungkapkan adanya permainan kotor di kompetisi. Ada mafia wasit yang bergentayangan mengatur skor.

PSSI pun bergerak. Jaringan mafia wasit pun terbongkar. Wakil Ketua Komisi Wasit Jafar Umar dianggap bertanggung jawab dan terlibat dalam pengaturan skor. Wasit yang sudah mendapat sertifikasi FIFA itu lantas disanksi tidak boleh terlibat dalam kegiatan sepak bola nasional seumur hidup. Sebanyak 40 wasit yang saat itu aktif juga diberi sanksi. Praktis saat itu, PSSI mengganti generasi perwasitan.

Jafar Umar pun sempat angkat suara. Ia merasa hanya dijadikan kambing hitam. Seperti pion. Sebab, ada beberapa petinggi PSSI yang memegang remote pengaturan skor itu. Para elite itulah yang memanfaatkan komite wasit yang dipimpin Jafar.

Hingga Jafar meninggal dunia, suaranya itu tak pernah diusut PSSI. Nyanyian Jafar pun hilang seperti angin. Isyarat adanya otak mafia tak membuat PSSI bergerak.  Ada yang tak tersentuh, hanya wasit yang mendapat hukuman.

Skandal itu pun sempat dilaporkan ke kepolisian. Pengusutan pun terhenti setelah para wasit yang terlibat disanksi Komisi Disiplin PSSI. Para petinggi yang disebut-sebut Jafar itu pun tetap tak tersentuh.

Sudah saatnya, satgas antimafia sepak bola harus kembali dihidupkan. Timnya tidak hanya dari kalangan internal PSSI. Harus juga melibatkan kepolisian dari awal. Atau, tim satgas bentukan kepolisian yang secara khusus menangani match fixing kembali dihidupkan.

Kali ini PSSI kembali ditantang untuk  mampu membongkar jaringan mafia wasit Mr Y? Situasi saat ini pun sudah bisa dikatakan lampu merah alias parah. Buktinya, Mr Y mengaku sudah melakukan dua kali. Sudah berulang.

Setiap klub dibangun dengan pengorbanan besar dengan kucuran dana puluhan miliar rupiah. Setiap hari pemain berlatih. Para suporter tiada henti memberikan dukungan. Pengorbanan yang menjadi sia-sia di tangan mafia Mr Y.

Ayo, PSSI bergerak. Asap sudah muncul, tinggal mencari apinya. Jangan seperti kentut yang melintas baunya, tetapi tidak diketahui siapa orangnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: