Toko Mangkrak Jalan Tunjungan Dihias Mural
SEBELAS pemuda berpencar di tiga titik Jalan Tunjungan kemarin (14/11). Mereka sedang dikejar target. Pemkot Surabaya meminta mereka menggambar 5 rumah di gedung mangkrak Jalan Tunjungan dalam dua hari.
Anggota Gembel Urban M. Ta’im sedang melukis wajah Wali Kota Eri Cahyadi di pintu Toko Tjantik. Sang wali kota digambarkan sedang naik Suroboyo Bus. Kepalanya muncul dari pintu depan bus merah itu. “Tinggal finishing. Habis ini pindah ke sana,” ujar Ta’im lalu menunjuk ke arah selatan.
Kaleng cat semprot berwarna putih masih ada di genggamannya. Ia semprotkan ke sejumlah titik untuk memunculkan efek tiga dimensi.
Toko Tjantik yang ia gambar termasuk salah satu toko legendaris di Tunjungan. Sama legendarisnya dengan Toko Lalwani, Sporting House, Optik Seis, Tunjungan Electronic Centre, dan Siola.
Sayang Toko Tjantik belum dimanfaatkan. Alasannya bisa berbagai macam. Bisa jadi, belum ada yang cocok dengan harga sewanya.
Atau, pemiliknya memang tidak menyewakan toko itu. Pemerhati Kota Kuncarsono Prasetyo pernah melacak beberapa ahli waris gedung di Jalan Tunjungan. Mereka sudah tinggal di luar negeri dan tidak butuh uang sewa atas bangunan tersebut. Warisan mereka dibiarkan begitu saja.
Ta’im yang sedang menyelesaikan wajah wali kota, ditemani S. Malik. Ia menggambar karakter New Man yang diciptakan Wali Kota Tri Rismaharini (2010-2020). Gambar pria berkepala plontos dengan baju ketat hijau itu adalah M. Yunus. Camat Sawahan. “Yang ini juga mau selesai,” ucap Malik.
Seharusnya sore itu pekerjaan mereka sudah tinggal finishing. Pengerjaannya molor karena hujan turun sepanjang Sabtu malam.
Di tempat lain, rekan Malik sedang menggambar Hotel Yamato di dekat Hotel Varna. Petugas Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Surabaya berjaga di dekatnya. Pengendara yang menepi langsung diusir agar tidak muncul kerumunan.
Dalam waktu dekat, pemkot akan membuka wisata Mlaku-mlaku Nang Tunjungan. Akan ada pertunjukan musik dan kesenian yang berlangsung setiap hari. Toko-toko yang tidak buka dihias mural agar bisa jadi spot foto baru untuk wisatawan.
Parkir tepi jalan dilarang di jam pulang kerja sejak 1 November. Kebijakan itu sempat diprotes 11 pengusaha cafe dan restoran yang baru buka setahun belakangan.
Komisi C DPRD Surabaya sudah melakukan mediasi. Pedagang dan pemkot akhirnya bisa bernegosiasi. Jam larangan parkir dipangkas. Yang mulanya dilarang pada pukul 16.00 hingga 23.00, kini dimulai pukul 19.00.
Pemilik Cafe Piring Seng Fahad Umar berharap pemkot masih mau merevisi aturan itu. Ia berharap larangan parkir tidak berlaku pada Sabtu dan Minggu. “Karena dua hari itu lalu lintas lebih lancar. Tidak ada orang pulang kerja. Semua ingin liburan,” katanya. (Salman Muhiddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: