Membangkitkan Ekonomi Jatim

Membangkitkan Ekonomi Jatim

Sebagai salah satu ajang pemilihan generasi muda di Jawa Timur, Koko Cici menjadi kelompok yang diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan industri pariwisata. Cara yang dapat dilakukan adalah bekerja sama dengan wakil dari ajang lainnya.

Demi menyambung koneksi, panitia pemilihan Koko Cici Jawa Timur 2021 mengundang Abizar Yusro dari Raka Raki Jawa Timur 2020. Mereka bertemu dalam sesi pembekalan daring yang dilaksanakan pada 15 November 2021.

Tema peningkatan eksposur pariwisata Jawa Timur menjadi pilihan utama. Mengingat pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan pada sektor tersebut.

Abizar sekaligus memberikan misi baru kepada para semifinalis. Yaitu mempromosikan pula penerapan protokol kesehatan. Cara dengan melihat peraturan pemerintah dalam penegakannya di tempat wisata.

”Kita tidak cuma bikin tempat wisata ramai. Tapi juga bagaimana pengunjung bisa datang dengan rasa aman dan nyaman. Serta tetap membuat resiko penularan virus Covid-19 ada di angka rendah. Ini jadi tugas bersama supaya sektor ini dapat bangkit kembali,” kata Abizar.

Abaizar Yusro dari Raka Raki Jatim yang menjadi narasumber pembekalan untuk Koko Cici Jatim 2021. Ia menjelaskan bahwa Raka Raki sudah menjadi bagian dari program pembangkitan pariwisata provinsi. Mereka sudah berperan dengan membuat beberapa agenda promosi. (Ajib Syahrian Nor/Harian Disway)

Selain itu, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya tersebut menambahkan tentang pentingnya aplikasi Peduli Lindungi sebagai sarana tercepat deteksi penyebaran virus. Para semifinalis diminta untuk terus update kabar di sana sehingga nantinya bisa menyebarkan penggunaannya kepada para penggiat pariwisata terutama masyarakat lokal.

Pemahaman tentang keamanan dan keselamatan dari virus ternyata masih belum dipahami sepenuhnya. Terbukti dengan masih banyaknya lokasi pariwisata yang belum menegakkan protokol kesehatan secara utuh. Kalau ini terus dibiarkan, maka dampaknya bisa sampai pada proses peningkatan kunjungan yang semakin menurun.

”Kita juga harus bersinergi untuk membantu promosi melalui platform digital, sesuai dengan kapabilitas kita sebagai generasi muda. Diingatkan kalau anak di bawah umur 12 tahun belum bisa berwisata dengan aman karena pengembangan vaksin untuk mereka masih dalam proses pengerjaan,” imbuh Abizar.

Pemerintah telah menerbitkan standar keamanan dalam setiap tempat wisata. Terangkum dalam CHSE atau cleanness (kebersihan), healthy (sehat), safety (aman), dan environment (ramah lingkungan). Empat poin tersebut mulai diterapkan sebagai bentuk adaptasi terhadap pandemi. Diharapkan sektor pariwisata dapat melaksanakannya demi keamanan bersama.

Dijelaskannya bahwa nanti akan ada sidak yang dilaksanakan di setiap tempat wisata. Pemerintah akan mengecek kesiapan dan pelaksanaan CHSE. Bila ada yang tidak sesuai, bisa saja ada denda sampai penutupan sementara. Koko Cici harus bisa menyebarkan kabar ini. Tidak hanya pada tempat wisata yang berhubungan dengan budaya Tionghoa, melainkan semuanya kalau bisa.

Penekanan termasuk pemerataan vaksin. Ia berharap Koko Cici Jawa Timur dapat proaktif menyebarluaskan pemahaman bahwa vaksin dapat membantu meningkatkan keamanan tubuh sehingga mengurangi risiko penularan virus.

Aturan pemerintah selanjutnya yang diterapkan pada tempat pariwisata adalah one gate system. Di mana hanya ada satu pintu bagi pengunjung untuk masuk dan keluar. Ini dapat membantu pengelola melakukan pengawasan kepada mereka yang datang. Sekaligus cara untuk meningkatkan keamanan dari oknum-oknum tidak bertanggungjawab.

Terkait media sosial, Abizar menuturkan bahwa Raka Raki Jawa Timur berada di belakang pemerintah provinsi untuk menggerakkan semua sektor demi revolusi industri 5,0 di sektor pariwisata. Memaksimalkan daya sebar dunia digital sebagai cara untuk memberikan hal yang dapat menarik perhatian masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: