Labrador Saudara Tua Benteng Kedung Cowek 

Labrador Saudara Tua Benteng Kedung Cowek 

Kini di Labrador, pengunjung bisa melihat benteng itu lengkap dengan meriamnya. Ada patung prajurit yang seolah-olah sedang menyalakan tembakan.

Menariknya, meriam-meriam itu ditemukan pada 2001, bersamaan dengan penemuan lorong-lorong bawah tanah. Ekskavasi dilakukan untuk menggali lebih dalam tentang kisah benteng itu.  

Upaya ekskavasi itulah yang diharapkan oleh Ady selama ini. Bisa jadi masih ada meriam-meriam yang terkubur dengan tanah.

“Sayangnya pemkot yang punya kewenangan dan Kodam V Brawijaya yang punya tanah belum punya rencana menggali Kedung Cowek,” ucap Ady kecewa. Pihak Kodam V Brawijaya sebenarnya sudah mengizinkan pemkot untuk mengembangkan Kedung Cowek. 

Namun, Pemkot justru mengharapkan Kodam V Brawijaya mengelola sendiri benteng itu. TNI sudah punya Museum Korps Marinir Sidoarjo atau Monumen Kapal Selam di Surabaya. “TNI Angkatan Darat mungkin punya museum khusus di Kedung Cowek nantinya,” ujar Kabid Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya Iman Krestian. 

Ia melihat TNI-AD bisa membuka tempat wisata baru. Pengelolaan, ticketing, hingga keuntungan bisa mereka kelola sendiri.

Pemkot akan fokus pada mengembangkan fasilitas olahraga di Kedung Cowek. Seperti lapangan tembak dan velodrom.

Areal bermain di kawasan Benteng Labrador, Singapura.
(Foto: Roodebrug Soerabaia untuk Harian Disway)

Arkeolog BPCB Trowulan Wicaksono Dwi Nugroho pernah datang ke Benteng Kedung Cowek. Ia mendapati ada banyak selongsong peluru yang berserakan di area benteng. “Kalau dikembangkan potensinya besar sekali, ujar Wicasono kemarin.

Menurutnya pemkot sudah mengambil langkah besar saat menetapkan Benteng Kedung Cowek sebagai bangunan cagar budaya pada 2020. Setelah ditetapkan, pemerintah memiliki kewenangan untuk pengembangan cagar budaya yang sudah ditetapkan.

Kewajiban mengembangkan bangunan cagar budaya tertulis pada UU Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. “Dan ini sebenarnya mudah karena TNI sebagai pemilik lahan sudah terbuka,” lanjutnya.

Menurutnya, pemkot seharusnya bergerak lebih aktif tanpa menunggu Kodam V Brawijaya memanfaatkan benteng itu. Sebab, anggaran dan tupoksi TNI terbatas.

Menurutnya, TNI lebih baik fokus penanganan pertahanan dan keamanan (hankam). Sedangkan pemkot, punya dinas kebudayaan dan pariwisata (disbudpar) yang memiliki kewenangan mengelola cagar budaya bisa mengelola tempat itu. 

Dengan banyaknya potensi itu, Wicaksono yakin Kedung Cowek bisa jadi kawasan wisata unggulan Surabaya. Bukan tidak mungkin Kedung Cowek mengikuti jejak kakak tuanya: Labrador. (Salman Muhiddin)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: