Labrador Saudara Tua Benteng Kedung Cowek 

Labrador Saudara Tua Benteng Kedung Cowek 

Pendiri Komunitas Roodebrug Soerabaia Ady Setiawan sudah dua kali ke Singapura untuk melihat Benteng Labrador. Benteng yang dibangun pada 1878 itu pernah punya nasib sama dengan Benteng Kedung Cowek. Sama-sama pernah terkubur dan dilupakan.

“KETIKA sampai di sana, Labrador ternyata mirip sekali dengan Kedung Cowek,” kata Ady Selasa (16/11). Penulis buku Benteng-Benteng Surabaya itu menggambarkan Labrador memiliki penempatan mounting meriam yang mirip dengan Kedung Cowek. Bentuk parapet atau pattern di ujung dinding juga nyaris sama. 

Vegetasi yang mengelilingi Labrador juga mirip dengan yang ada di ujung Surabaya itu. Berbagai jenis pohon berbatang keras menjulang tinggi puluhan meter.

Bedanya, saat itu Labrador sudah direvitalisasi. Sementara Benteng Kedung Cowek masih diselimuti tanaman rambat. Dinding batu dan betonnya juga dipenuhi dengan lumut karena kawasan militer itu jarang terjamah manusia.

Ady sempat memasuki bungker-bungker Kedung Cowek yang belum dibersihkan. Ia sudah mengeksplorasi benteng itu sejak 2010.

Setelah membuka sebuah pintu berkarat yang cukup alot, ia mendapati ruangan ruang dengan bentuk setengah bujur sangkar. Kosong melompong.

Ukuran ruangan itu sempit sehingga sangat pengap. Ady menduga area itu adalah gudang senjata. 

Sambil membawa senter, Ady mengobservasi ruangan itu. Tak sengaja kakinya menyentuh sesuatu. “Awas, Mas, mortir,” kata Danny, salah seorang Anggota Arhanudse 8 yang berdiri di belakangnya.

Danny menduga mortir itu masih aktif. Ia pun segera mengamankannya agar tidak membahayakan orang lain nantinya. 

Sampai sekarang mortir itu disimpan di tempat yang aman di Kedung Cowek. Sama seperti Granat Senapan M9 yang ditemukan Ahmad Zaki, 7 November lalu.

Perlahan area semak belukar berkurang semenjak sering didatangi Roodebrug. Bahkan saat musim penghujan seperti sekarang, tanaman rambat itu sudah sangat berkurang.

Ady membayangkan Kedung Cowek bisa mengikuti jejak saudara tuanya di Singapura. Saat mengunjungi Labrador, jalur pejalan kakinya sangat bersih dan sejuk. 

Papan informasi tentang benteng berjejer rapi di kanan kiri jalan. Itu menunjukkan bahwa pemerintah Singapura sangat serius menjadikan benteng itu sebagai aset negara.

Yang dijumpai di Kedung Cowek justru sebaliknya. Dinding benteng yang menjadi tempat pertempuran Batalyon Sriwidjaja itu justru dirusak oleh coretan vandalisme. Dua pekan lalu pasukan Roodebrug kerja bakti untuk menghapus coretan cat semprot itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: