Kombinasi Basket, Futsal, dan American Football

Kombinasi Basket, Futsal, dan American Football

Sebagian besar masyarakat Surabaya tidak terlalu familiar dengan smack ball. Ini bukan nama sebuah produk, melainkan jenis olahraga yang diciptakan oleh guru asal Surabaya. Olahraga itu masih asing di telinga. Meskipun sudah dibuat sejak 2009 lalu.

IWAN Heri Santoso duduk di kursi sebuah ruangan SMP Metta School. Kedua matanya tak henti menatap dua buah bola seukuran bola voli yang terdapat di atas meja. Satu bola berwarna oranye, satunya lagi berwarna hijau. Di lapisan luar bola tersebut tertulis: smack ball. Yang boleh dikatakan sebagai olahraga asli Surabaya.

Ia teringat momentum pada 2009. Saat ide smack ball tercetus. Ketika itu, ia belum bekerja di SMP Metta School. Masih berstatus sebagai guru olahraga di salah satu SMA swasta di Surabaya. Sebagai seorang guru, kreativitas merupakan tuntutan utama. Agar kelas yang diajarnya tidak bosan dan monoton.

Kebetulan pada saat itu, Iwan tengah membawa dua buah bola voli saat mengajar di lapangan. Dalam pikirannya, olahraga voli tentu membosankan. Maklum, pelajaran itu sudah sering dilakukan.

Agar tidak monoton, ia terpikirkan untuk membuat sebuah permainan. Yakni membagi siswa menjadi dua tim. Setiap tim berjumlah sepuluh siswa. Lalu masing-masing tim membawa sebuah bola voli.

”Permainannya beda dengan olahraga bola besar lainnya. Misalnya basket maupun futsal. Hanya ada satu bola di lapangan. Sedangkan smack ball memakai dua bola. Mungkin belum ada olahraga serupa dengan ini ya,” ujar ayah dua orang anak itu.

Setiap tim membawa sebuah piringan berbentuk persegi. Yang terbuat dari tripleks berlapis seng. Namun, belakangan piringan itu diubah bentuk. Menjadi lingkaran dengan diameter 50 cm.

Sayangnya tripleks membuat piringan mudah hancur. Apalagi saat bola dibanting ke atas tripleks tersebut. Oleh sebab itu, Iwan menggantinya dengan bahan yang lebih keras.

”Rupanya kalau pakai material yang keras, ketika bola mengenai piringan, suaranya tidak terdengar. Jadi saya modifikasi lagi menggunakan bahan yang lebih tipis. Jadi saat bola dibanting ke piringan, wasit bisa mendengarnya,” katanya.

Cara permainannya cukup mudah. Setiap tim harus berhasil membanting bola ke atas plate lawan. Karena itu, selain menyerang, tim tersebut wajib menjaga ’’kesucian’’ piringannya.

Biasanya setiap tim dibagi menjadi lima orang penyerang dan lima lagi bertahan. Tapi komposisi tersebut tidak baku. Bisa saja sebuah tim dibagi menjadi tiga orang offensive sisanya defensive. Setiap tim bebas mengatur strateginya.

Pemain boleh melakukan dribble bola layaknya basket. Boleh juga dibawa menggunakan dua tangan layaknya American football. Tapi bola milik lawan tidak boleh dibawa. Tim hanya boleh menepis bola lawan. Atau melempar sejauh mungkin. Tapi tidak boleh melebihi garis luar lapangan. Cara itu merupakan trik agar lawan semakin kesulitan membanting bola ke piringan.

Bola tak boleh ditendang. Cara mengumpannya cukup melakukan passing layaknya bermain basket. ”Memang ini merupakan kombinasi antara basket, futsal dan American football,” ujar laki-laki yang hobi bermain basket itu.

Lalu di mana karakteristik futsal yang dikatakan Iwan? Ada di ukuran lapangan. Arena bermain smack ball memiliki lebar 25meter dan panjang 15 meter. Ukuran tersebut mirip dengan arena sepak bola. Serta memiliki corner di setiap sudut lapangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: