Ngobrol Soal Hellbound, Apakah Tuhan dan Neraka Benar-benar Ada?

Ngobrol Soal Hellbound, Apakah Tuhan dan Neraka Benar-benar Ada?

Buat sebagian penonton, gaya bercerita seperti itu membingungkan. Dan jatuhnya jadi boring. Apalagi jika melihat akhir episode 6. Pasti lebih membagong lagi. Karena Netflix jelas-jelas ingin ending menggantung yang bisa dilanjutkan ke musim berikutnya. Dan tujuan sutradara Train to Busan itu tercapai. Adegan terakhirnya memang sangat bikin penasaran.

Namun, semestinya kita tidak berfokus pada fenomena Demonstrasi semata. Yang menarik dari Hellbound justru respons masyarakat ketika dihadapkan fenomena yang mengancam nyawa. Ada yang mengambil pelajarannya saja, lalu berbuat baik. Ada yang saking takutnya menjadi gila. Ada yang memancing di air keruh. Ada yang malah makin jahat. Karena toh akan masuk neraka. 

Pesan Hellbound tersurat jelas pada episode keenam. Dikatakan seorang supir taksi kepada Min Hye-jin (Kim Hyun-joo), pengacara yang menentang Kebenaran Baru. ’’Saya tidak tahu banyak soal Tuhan. Saya bahkan enggak peduli. Hanya satu yang saya tahu: bahwa dunia ini milik manusia. Dan kita harusnya menyelesaikan masalah kita sendiri,’’ tuturnya.

Supir taksi itu—dan Hellbound sendiri—membuat pernyataan tegas tentang potensi bahaya sebuah agama. Atau paling tidak, fanatisme terhadap agama. Dalam sejarah manusia, sudah tak terhitung berapa kali nama Tuhan dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan jahat. Mulai dari tindakan egois, kebencian, pembunuhan, hingga ambisi kekuasaan.

Biasanya, film atau serial yang mempertanyakan agama membangun premisnya dengan logika ateis atau agnostik. Namun, Hellbound justru dibangun dengan logika bahwa ada kekuatan Mahakuasa di atas kita semua. Ada kekuatan Ilahiah yang mesti diwaspadai—sekaligus dipertanyakan. Meski kita sama-sama tidak tahu, siapa pemilik kekuatan tersebut.

Dan berkat logika itu, argumen serial ini justru semakin terbukti. Bahwa manusia memang harus berlaku adil dan bersikap baik. Bahwa hukum manusia harus melindungi mereka yang tak bersalah. Di sisi lain juga harus memberikan konsekuensi bagi para penjahat, sekaligus memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat. Ada agama atau tidak, jika kita berbuat baik, dunia akan baik-baik saja. (Retna Christa)

KEBENARAN BARU berubah menjadi sekte besar yang memiliki ambisi kekuasaan. 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: