Menyatu dengan Alam di Pondok Ayah

Menyatu dengan Alam di Pondok Ayah

Menyajikan menu utama kopi bersanding eksotisme alam? Rujukannya bisa jadi  Gartenhutte Kaffe und Aussicht, Mojokerto.

Gartenhutte didirikan oleh kakak-beradik Dewanda Ramadhana Putra dan Elang Yudha Waskita,16. Lahir dari keinginan mereka mendirikan sebuah tempat dengan nuansa alam. Dinamai Gartenhutte yang bermakna perpaduan kabin dan taman.

Kebetulan Dewanda punya pengalaman di dunia food and beverage. Dia pun mengonsep yang berbeda. Tidak seperti kedai kopi pada umumnya, dia mau tempatnya membuat orang bisa menikmati berbagai ornamen.

”Jadi tempat yang unik dan instagrammable. Maka saya buat banyak gazebo dengan atap berbentuk macam-macam. Ada yang bentuk hati, bulat, segi empat, segi delapan, sampai segitiga,” terangnya.

Yang asyik, pengunjung bisa menikmati pemandangan Gunung Pawitra dan Gunung Penanggungan. Asal cuaca sedang cerah. Saat musim hujan atau malam hari, tak jarang kabut turun bahkan sejak sore hari. Membuat lansekap indah itu kurang jelas terlihat.

Jika menoleh ke belakang, mata akan dimanjakan oleh hijaunya sawah-sawah bertingkat. Suhu udaranya sejuk. Banyak pohon-pohon tinggi yang rindang. Benar-benar asri.

Mereka memang sengaja memadukan tempat duduk dengan konsep spot foto berlatar belakang Gunung Penanggungan. Ditambah lokasi kafe yang sangat dekat dengan Terasering Selotapak yang lagi nge-hits.

Suasana ini dirasakan Dicky Eldianto, karyawan di Surabaya yang berkunjung pada 23 Oktober 2021. Ia kagum dengan pemandangan yang disajikan sehingga ia bisa melepas penat di kala akhir pekan. Apalagi reanya cukup luas. Cocok bagi konsumen yang datang bersama keluarga.

Tempatnya membuat santai. Dekorasinya mengakomodasi aktivitas swafoto. Di antaranya di bangunan paling ikonik berbentuk segitiga. Berukuran lebih tinggi di antara yang lain.

Di sanalah ditempatkan dapur serta jadi tempat pesan. ”Bangunan itu pada mulanya disebut Pondok Kita oleh ayah. Itulah munculnya konsep kafe unik yang menyatu dengan alam,” kata pemuda lulusan Sastra Jerman di Universitas Brawijaya Malang tersebut.

Awalnya Gartenhutte yang berdiri pada 14 Juni 2021 itu adalah tempat penyimpanan pupuk berbentuk rumah segitiga bagi petani-petani desa setempat. Biasanya digunakan para petani untuk melepas penat.

Di sekelilingnya terdapat hamparan kebun bunga utamanya bunga matahari menjadi salah satu satu ciri khasnya. Sementara di sisi timur ada gazebo dengan atap jerami di depan kolam ikan.

Selain tempat yang asri, ada menu andalan Gartenhutte. Kafe ini lebih cenderung menyajikan sajian kopi asli Trawas. Kopi robusta dan arabika Trawas yang tersohor kualitasnya tersebut disajikan dengan berbagai varian.

Selain menyajikan minuman andalan, kafe ini punya menu makanan khas, yakni mi garten organik warna-warni. Hitam beraroma cumi, hijau beraroma sawi, oranye bau khas wortel, merah dengan tomat, dan mi kuning. ”Minya kami dibuat sendiri oleh tim dapur Gartenhutte lho,” tegas pemuda 23 tahun itu. (Heti Palestina Yunani-Ajib Syahrian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: